Google

Minggu, 26 Februari 2023

MASA SULIT, JANGANLAH CEPAT BERLALU

Pada umumnya manusia ketika diperhadapkan pada masa-masa yang sulit, akan berdoa agar segera dilepaskan dari himpitan kesulitan tersebut. Karena kesulitan itu sangat tidak enak, tidak nyaman, sakit, membuat stres bahkan sampai ada yang ingin segera mengakhiri hidupnya karena tidak tahan terhadap tekanan yang bertubi-tubi.

Satu hal yang sedang diajarkan kepada kita melalui masa sulit ini adalah : MENGUBAH CARA BERPIKIR KITA

Pernahkah kita mengamati, bahwa cara berpikir Tuhan (surgawi/ilahi) bertolak belakang 180 derajat dari cara pikir manusia (duniawi)? Jadi apa yang kita pandang sulit dan menyakitkan, di mata Tuhan justru indah dan menyenangkan.

Perjalanan padang gurun adalah masa-masa kesengsaraan bagi sebagian besar bangsa Israel yang terus-menerus membandingkan keadaan mereka dengan kehidupan mereka sebelumnya di Mesir. Mereka belum bisa melihat kebebasan dari predikat budak sebagai sebuah hadiah. Mereka belum bisa melihat perjalanan sehari-hari bersama TUHAN sebagai sebuah anugerah. Mata mereka masih ditutupi oleh hal-hal materi, pikiran mereka masih tertuju pada hal-hal duniawi.

Sementara bagi TUHAN, perjalanan bersama anak-anak-Nya adalah hal yang sangat membahagiakan, sama seperti ketika kita sebagai orangtua bisa selalu dekat dengan anak-anaknya dan melihat perkembangan mereka dari hari ke hari. Apalagi ketika orangtua masih bisa membantu atau dilibatkan dalam kesulitan yang tengah dihadapi anak-anaknya. Ada yang lebih berharga daripada kesulitan itu sendiri, yaitu kebersamaan mereka, ikatan emosi antara mereka di saat susah, yang akan terukir lebih mendalam pada memori mereka.

Jadi, mari belajar untuk tidak lagi melihat masa sulit sebagai sebuah kesusahan dan kesengsaraan yang harus dihadapi dengan keluh kesah. Ketika kita tahu bahwa setiap kesulitan adalah kesempatan bagi TUHAN untuk membersamai kita, dan kesempatan bagi kita untuk semakin intim dengan-Nya, maka kita akan merasa sayang jika momen ini harus buru-buru berlalu. Kita justru akan tersenyum senang karena kita tahu, apa yang tengah menunggu kita di balik semua kesulitan itu.

Apa perbedaan Yosua dan Kaleb dengan 10 orang pengintai lainnya ketika Musa menyuruh mereka memata-matai negeri yang dijanjikan TUHAN kepada mereka?

Bilangan 13:30-31 

Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."

Perbedaannya terletak pada cara berpikir mereka.

Kaleb melihat kesempatan, yang lain melihat kesulitan. 

Kaleb melihat ada kesempatan untuk bisa bersama-sama dengan TUHAN menduduki negeri itu. Fokusnya ada pada hadiah yang dijanjikan TUHAN, bahkan pada TUHAN itu sendiri. Kaleb percaya sepenuhnya pada perkataan dan janji TUHAN.

Sedangkan sepuluh orang lainnya melihat kesulitan lebih besar dari pada TUHAN mereka. Dan mereka fokus pada kemampuan atau kekuatan mereka sendiri.

Mari kita belajar dari teladan Kaleb. Mulai sekarang, setiap kali ada tantangan menghadang, maka lihatlah itu sebagai kesempatan untuk TUHAN menunjukkan kuasa-Nya. Nantikanlah setiap masalah, dan jalanilah dengan sukacita, jangan biarkan ia cepat berlalu, karena keintiman dengan TUHAN justru paling besar di saat-saat kita sedang ada dalam tekanan kesulitan.

TUHAN memberkati.


Selasa, 21 Februari 2023

GANTI RUGI

Kemarin ada kejadian, salah seorang anak kos mengadukan baju barunya yang terkena noda sehabis dilaundry. Pihak laundry juga tidak mau dipersalahkan, karena sebelum dicuci, baju itu sudah bernoda dan sudah ia laporkan melalui foto kepada pemiliknya. Apapun itu, masalahnya adalah baju baru tersebut sudah terlanjur bernoda.

Saya sebagai pengelola kos mau tak mau harus bersikap adil, tidak berpihak dan tidak menyalahkan keduanya. Mereka butuh solusi dan kebijaksanaan bagi masalah tersebut. Saya lalu minta baju itu dikirim ke rumah saya untuk coba saya bersihkan. Dan jika tidak berhasil, sayalah yang akan menanggung penggantiannya.

Pagi ini ketika ngobrolin hal ini kepada Bapa, ada beberapa pembelajaran yang saya dapatkan melalui masalah ini.

1. Belajar merasakan hati Bapa.

Seperti itulah hati Bapa kepada anak-anak-Nya. Mereka yang berbuat salah dan menciptakan noda dalam jiwa mereka dengan dosa-dosa mereka, tapi Tuhan berkenan menebus dosa-dosa tersebut dan menggantinya dengan baju yang baru. Melalui masalah ini, saya sedang diberi kesempatan untuk men-download sifat dan karakter Bapa yang penuh kasih, pemurah, tidak takut rugi, berani mengganti rugi untuk kesalahan yang tidak Dia lakukan, demi pembelajaran dan pematangan karakter manusia.

2. Belajar melepaskan karakter "takut rugi".

Bapa sedang ingin mengubahkan karakter saya yang tidak sesuai/tidak selaras/ tidak sefrekuensi dengan Diri-Nya. Berkorban atau pengorbanan adalah salah satu sifat dan value Bapa. Bahkan Ia sendiri telah memberikan Diri-Nya, nyawa-Nya melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Di masa Perjanjian Lama, pengorbanan adalah melalui persembahan korban keselamatan. Tapi sejak zaman Yesus, pengorbanan yang utama adalah melalui KETAATAN. Bukan fisik lagi, tapi ego kita. Sifat dasar manusia itu serakah. Takut kekurangan, takut tidak kebagian, takut kehilangan, takut melepaskan, takut rugi. Tak terkecuali saya. Itu karena saya tidak kunjung memiliki rasa percaya bahwa Bapa tidak akan membiarkan saya kekurangan. Roh Tuhan di dalam saya tak kunjung membesar karena tidak diberi kesempatan bertumbuh melalui jalan "melepaskan". Itu sebabnya sejak memasuki bulan Februari 2023, saya terus diberi ujian bertubi-tubi terkait soal melepaskan ini, supaya karakter Bapa semakin menjelma di dalam diri saya.

3. Mulai belajar mempraktikkan kuasa dalam ucapan syukur.

Setiap masalah harus disambut dengan rasa syukur, karena itu bentuk kepedulian Bapa kepada kita, untuk menganugerahkan satu lagi karakter-Nya kepada kita. Masalah adalah kesempatan untuk MEMPERKUAT MANUSIA ROH kita dan untuk memperkuat bonding kita dengan Bapa Surgawi kita. Jika dulu saya selalu mengeluh dan merasa berbeban berat setiap kali menghadapi masalah, sekarang saya bersukacita karena tahu bahwa saya sedang dilatih untuk melibatkan Tuhan, bermitra dengan Bapa. Ini adalah kesempatan yang indah sekali. Perspektif saya tentang masalah diubahkan. Saya ingin mengalami pertolongan Bapa yang unik dan menarik dalam mengatasi permasalahan dalam hidup ini. Dan akses menuju ke situ adalah dengan mengucap syukur. Saya ingin mengalaminya!

Setiap hari Tuhan menghadiahi aku dengan masalah. Ia sedang menghadiahkan Diri-Nya sendiri, karena di dalam masalah itu Dia ada. Maka mengucap syukurlah.

Terima kasih Bapa untuk pembelajarannya. Semakin sadar diriku, bahwa SETIAP MASALAH YANG DIDATANGKAN ADALAH CARA TUHAN UNTUK MEMBERIKAN PELAJARAN BARU PADAKU, DAN MEMBUATKU MAKIN DEWASA DI DALAM TUHAN.

Mungkin aku harus kehilangan materi, tapi Tuhan menggantinya dengan perubahan karakter dan keintiman dengan Tuhan sendiri. Itu harta yang jauh lebih berharga dari segalanya.

MAKIN BANYAK YANG HARUS KULEPAS, MAKIN BANYAK ROH BAPA YANG AKU TERIMA, DAN MAKIN DEKAT BAPA KEPADAKU.

MEMBERIKAN PERHATIAN

Pagi ini dibangunkan Tuhan pada jam yang sama seperti kemarin (pk. 03.42). Jadi ingat tahun-tahun sebelumnya saat lagi hangat-hangatnya hubunganku dengan Tuhan, juga selalu bangun jam segini. Suasananya sangat ideal untuk merenung. Itu sebabnya raja Daud menuliskan di salah satu mazmurnya : 

Mazmur 5:3 TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu. 

Seperti seseorang sedang menunggu kekasihnya datang, ada rindu, cinta yang menggebu, hati yang penuh harapan.

Namun yang diajarkan padaku pagi ini adalah bahwa KASIH adalah memberikan perhatian.

Bermula dari pagi ini ketika aku mengucap terima kasih bahwa otot bahu dan punggungku yang sakit sudah semakin berkurang sakitnya. Tinggal yang punggung nih, masih sedikit lagi. Susah memijat punggung sendiri, kataku pada diri sendiri. Lalu Tuhan menjawab, itu sebabnya mengapa manusia diciptakan tidak sendirian dan ia membutuhkan teman, karena ada hal-hal yang tak dapat ia kerjakan sendiri. Demikian juga manusia perlu Tuhan, untuk mengisi kebutuhan rohaniahnya. Dari kedua hal itulah manusia belajar tentang KASIH.

Kasih adalah bagaimana MEMBERIKAN PERHATIAN.

Sebagaimana tugas manusia adalah mengelola,  pertama-tama ia harus mengelola dirinya sendiri, tubuh, jiwa dan rohnya. Lalu mengelola apa yang menjadi tugas dan pekerjaannya. Juga mengelola hubungannya dengan sesamanya dan sesama makhluk. Prinsip dari mengelola adalah memberikan perhatian, di situlah kasih hadir dan mengalir.

Dalam pelajaran meditasi kesehatan, kita diminta untuk mengarahkan perhatian kepada bagian yang sakit secara intens. Lalu bagian yang sakit itu sembuh. Artinya ketika kita FOKUS dan memberikan perhatian penuh dan intens, di situ energi kasih mengalir.

Dalam hal rohaniah, Tuhan sering mengajar manusia untuk memberikan perhatian kepada-Nya. 

- Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu. (1 Tawarikh 22:19)

- Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku (Amsal 4:20) 

- Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan (Amsal 5:1)

- Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan. (Amsal 23:12)

Di dalam PERHATIAN (FOKUS) selain ada energi Kasih yang besar, juga ada KUASA.

Seorang karakteka sanggup menghancurkan tumpukan batu bata dengan sekali pukul, ketika ia fokus pada satu titik dan mengarahkan seluruh kekuatannya pada titik itu.

Sinar matahari yang difokuskan pada suryakanta, dapat menimbulkan api.

Kemana fokusmu mengarah ketika bangun pagi? Kepada firman Tuhan, atau kepada masalah? Itu adalah KEPUTUSAN yang harus kita ambil setiap hari dan setiap saat.

Tugasku adalah MEMBESARKAN ROH (ENERGI) TUHAN di dalamku, memberinya makan dengan puji-pujian dan ucapan syukur. Jujur aku memang gentar menghadapi masalah-masalah yang muncul dari bisnis kos-ku. Tetapi pagi ini Tuhan berkata: Hadapilah bersama-sama dengan-Ku. Jangan memberi makan masalahmu sehingga ia menjadi makin besar. Arahkanlah hatimu (perhatianmu) kepada-Ku, agar kekuatanmu lebih besar daripada masalahmu. Selalu libatkan Aku dalam segala hal, maka kamu tidak akan gentar menghadapi apapun, karena Aku lebih besar daripada masalahmu dan daripada apapun.

Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (1Yohanes 4:4)









Senin, 20 Februari 2023

KETAATAN (2)

Berbicara soal ketaatan, saya sendiri adalah orang yang sangat sulit untuk taat. Karena saya sulit respek pada orang lain, bahkan terutama pada mereka yang memiliki otoritas atas saya. Saya memiliki trust issue pada mereka yang no action talk only. Karakter saya keras dan tidak mudah menurut. Selalu punya kecenderungan melawan dan memberontak. Hal ini juga mempengaruhi hubungan saya dengan Tuhan. Akibatnya saya jadi banyak menghabiskan waktu untuk berputar-putar di padang gurun seperti bangsa Israel selama berpuluh tahun.

Belakangan baru saya menemukan bahwa akarnya adalah kepahitan pada orangtua yang sering meremehkan kemampuan saya. Saya merasa tidak dipercaya dan selalu direndahkan. Hal ini membuat saya selalu ingin melawan dan membuktikan kemampuan diri. 

Setelah mengenal Tuhan secara pribadi, inilah pertarungan terbesar yang harus saya hadapi setiap hari. Ego saya selalu menang, sampai-sampai Tuhan harus menghajar saya dengan berbagai pengalaman yang tidak enak. Tiga puluh lima tahun saya berkelana dengan sepak terjang yang menyedihkan dan tidak memuliakan nama Tuhan. Sampai akhirnya buahnya pun matang, dan saya pun menyerah. 

Saya pun memasuki pengalaman dipisahkan dan disendirikan selama 40 hari. Bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dalam setahun. Bahkan dengan puasa juga. Puasa makan, puasa bertemu dan berkomunikasi dengan orang, puasa medsosan. Kalau tidak salah ini adalah tahun kelima sejak saya mulai sering disendirikan. Kenapa sampai butuh tahun kelima? Karena setiap kali selesai 40 hari yang pertama, saya masih kembali lagi kepada gaya hidup yang lama, teman-teman yang lama, yang membuat saya terus berputar-putar di situ-situ saja.

Sejak akhir tahun 2022 (tepatnya pertengahan Oktober), saya merasa sudah tidak bisa lagi berkompromi dengan gaya hidup "dunia".  Saya benar-benar memutuskan komunikasi dengan dunia, dan memutuskan untuk hanya mau mendengar satu suara saja yang menuntun di dalam hati saya, yaitu suara Roh Kudus, suara Bapa sendiri.

Rupanya keputusan ini pun belum sepenuhnya sempurna. Baru ketika mulai 1 Januari 2023 saya memutuskan untuk membaca Alkitab secara rutin dengan menggunakan jadwal harian, saya mulai diubahkan dari dalam.

Jadi inilah langkah iman saya :

1. Memutuskan suara Tuhan mana yang mau saya ikuti (karena sebelumnya saya banyak berkelana mempelajari berbagai macam ajaran agama dan aliran kepercayaan)

2. Setelah memutuskan untuk mengikuti tuntunan Roh Kudus, maka langkah ketaatan saya adalah bersedia membaca firman tertulisnya juga yaitu Alkitab, karena berasal dari sumber yang sama yaitu Bapa dan Kristus sendiri.

3. Mau meluangkan waktu sedikitnya 4 jam pertama setiap hari untuk merenungkan firman Tuhan dan berbincang-bincang dengan-Nya. Yaitu saat jalan pagi, saat merenung, saat menulis renungan, mendengarkan kotbah, membaca Alkitab.

4. Langsung melakukan yang diperintahkan Tuhan tanpa banyak dalih dan alasan. Misal, diingatkan untuk baca Alkitab, harus langsung dilakukan. 

5. Melakukan dengan konsisten. Hari ini sudah hari ke-50 saya mulai membaca Alkitab secara teratur. Dan sudah terasa perubahannya. Roh saya semakin menguat dan perkasa. Tidak ada lagi keraguan dan kekuatiran sebagaimana yang sering saya alami sebelumnya. Merasa mantap di jiwa karena Tuhan begitu dekat dan mau berkomunikasi dengan saya setiap saat. Belajar konsisten ini dimulai ketika saya memaksakan diri duduk diam bermeditasi rutin setiap hari. Tubuh mulai terkondisi. Lalu saya diberi pelajaran melalui sakit mata saya, di mana saya harus rutin meneteskan obat mata 4-6x sehari pada jam-jam tertentu. Ini membangun kebiasaan "ingat" pada jam-jam tertentu dan tidak larut pada kesibukan yang mengganggu hubungan dengan Tuhan.

Demikianlah harga yang harus saya bayar untuk mengikut Kristus. Dan saya pun memperoleh kedamaian, sukacita, kemantapan, rasa percaya, yang kian hari kian menguat dalam diri saya. Itulah harta sejati yang tidak dapat dibandingkan dengan harta dunia ini.




KETAATAN (1)

Pelajaran ketiga yang diberikan Tuhan pagi ini adalah soal KETAATAN.

Melalui peristiwa seorang teman yang selama ini intens bertukar pikiran tentang Tuhan, dan  sebenarnya mempunyai dorongan yang amat kuat untuk mengikut Yesus, tapi ketika hendak kami doakan, dia terus berdalih dan menunda-nunda untuk mengambil keputusan. Dia berkata bahwa dirinya telah berdoa sendiri meminta Tuhan Yesus menjadi pembimbingnya, namun pada kenyataannya, tidak terjadi suatu perubahan apapun dalam dirinya. Hidupnya tetap dikuasai dan dikendalikan oleh rupa-rupa godaan dunia. Naik turun secara emosi, dan berupaya mencari pertolongan kesana kemari ketika merasa jiwanya terjepit oleh berbagai tekanan. Ia hanya senang ditolong dan diperhatikan, tapi tidak mau mencari Sumber pertolongan itu sendiri. 

Apa yang terjadi pada dirinya adalah, ia hanya percaya di bibir saja, tapi tidak sepenuh hati dan pikirannya. Ketika dia ditantang untuk melangkah lebih dari sekadar omongan, yaitu mau melakukan tindakan iman dengan caea bersedia saya doakan, ia tidak berani. Termasuk masih ragu-ragu jika harus menanggung konsekuensi atas pilihannya.  Karena mengikut Kristus berarti harus mau meninggalkan dan menanggalkan gaya hidup manusia lamanya. Dan itu tidak enak bagi mereka yang masih dikuasai oleh kedagingan dan kehidupan duniawi. Harus mau menerima konsekuensi ditolak oleh dunia, oleh keluarganya, oleh lingkungan pergaulannya, dan sebaliknya memilih fokus hanya pada suara Kristus saja.

Menjadi pengikut Kristus memang tidak mudah. Ada harga yang harus dibayar. Ada salib yang harus dipikul, tanda menjadi pengikut-Nya, yaitu pola pikir yang berbeda dengan pola pikir dunia, gaya hidup yang berlawanan dengan dunia, dsb. Bukan hanya sekadar di bibir mengucapkan I love You Jesus... Thank You Jesus, sedangkan di tingkat tindakan tidak ada pembuktian tanda ketaatan.

Ketaatan adalah tetap melakukan perintah-Nya walaupun daging kita tidak menyukainya. Walaupun kita takut. Ketaatan adalah bukti dari sikap percaya kita kepada-Nya. Bagaimana kita bisa berkata bahwa kita kepada Yesus, tapi kita tidak mau taat pada perintah-Nya?

Ketika Tuhan meminta kesediaan kita untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya kita takut sekali melakukannya, di situlah iman kita sedang diuji. Apakah kita lebih percaya kepada-Nya atau pada ketakutan kita? Ketaatan kita adalah jawabnya. 

Jadi, percaya itu harus dibuktikan dengan tindakan, melalui ketaatan kita.

Contoh, anak kita sedang berada di seberang jalan, dia mau menyeberang tapi takut, lalu kita sebagai ibunya bilang, "Gak apa-apa..., sini nyeberang aja..., ibu kan ada di sini."

Apa yang harus dilakukan oleh si anak?

Kalau dia percaya pada ibunya, dia akan langsung bertindak, melangkahkan kakinya.

Kalau dia tidak percaya, ya dia hanya akan berseru-seru saja minta tolong, tapi tidak melangkah-melangkah. No action, talk only alias NATO.

Ketaatan baru muncul jika ada sikap respek dan percaya. Sikap menghargai. 

Dan sikap menghargai timbul dari pengalaman kita ditolong dari hal yang sangat sulit dalam kehidupan kita.

Bersikap ragu-ragu itu melelahkan. Baik bagi diri sendiri, maupun orang yang kau mintai saran dan nasihat. Jadi jangan meminta nasihat jika kamu sendiri belum yakin bisa melakukannya, itu akan menyusahkan orang lain yang berniat menolongmu.

MENGELOLA PIKIRAN

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8)

Pagi ini ketika jalan pagi, saya diingatkan bagaimana TUHAN seringkali menyatakan kegusarannya kepada bangsa Israel ketika mereka "berzinah" dengan ilah-ilah lain. Larangan "berzinah" sebenarnya dimulai dari hati dan pikiran. Sama seperti larangan Allah kepada Adam dan Hawa untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Jangan mempunyai 2 perintah / komando dalam pikiran dan hatimu. Misalnya, hati yang tidak puas, pikiran yang ingin memberontak dan mencobai Tuhan.

Tuhan berkata pada saya, singkirkanlah berhala-berhala itu. Yang dimaksud adalah semua ide atau rasa yang bukan berasal dari Allah, hendaknya disingkirkan dari hati dan pikiran kita. Itulah berhala di tingkat mental dan rohaniah. Tuhan menginginkan hanya yang berasal dari Dia saja, yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji, yang kita pikirkan dan lakukan. Tuhan menghendaki yang murni, bukan yang campuran.


MENJAGA HADIRAT TUHAN

Pagi-pagi benar (pk 03.45 WIB), Tuhan membangunkan saya, dan menjawab pertanyaan saya, yang bahkan belum saya ucapkan secara gamblang, melainkan baru saya batinkan saja. Beliau tetap berkenan menjawabnya.

Pertanyaan saya adalah: bagaimana menjaga agar hadirat Tuhan (Bapa) bisa saya rasakan setiap saat? (tidak putus nyambung seperti sebelum-sebelumnya?)

Jawab-Nya:

Jangan datang pada manusia, atau meminta pertolongan pada yang terlihat, karena kamu tidak akan terpuaskan dengan jawaban mereka. Karena Allah itu Roh, datanglah kepada-Nya melalui roh-mu.

Pelajaranmu saat ini adalah untuk mengenal Bapa lebih halus lagi, yaitu di tingkat roh. Mengenali-Nya dengan rasa/getaran yang tak terlihat. Tidak selalu harus melalui penjelasan/ nalar. Hadirat-Nya bisa dirasakan dalam rasa damai yang melampaui segala akal.

Lalu saya diingatkan ayat-ayat ini:

Filipi 4:4-9 

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Luar biasa sekali, jawaban yang cespleng, langsung menembus ke dalam roh saya.

Jadi agar hadirat Bapa senantiasa tidak terputus dari hati kita, pertama-tama kita harus menjaganya secara konsisten. Kata bersukacitalah senantiasa, menunjukkan konsistensi walau apapun yang terjadi, sama seperti rasul Paulus saat menuliskan nasihat ini, beliau tetap bersukacita walau sedang dipenjara. Bersukacita dalam Tuhan artinya, sukacita itu berasal dari dalam, sukacita ilahi, yang dianugerahkan oleh Tuhan, bukan sukacita duniawi yang bisa hilang timbul. Bukan sukacita di tingkat emosi/perasaan. Sukacita ilahi itu sudah dianugerahkan oleh Tuhan untuk membuat kita kuat menghadapi badai masalah apapun juga. Sudah dianugerahkan artinya, kita tinggal mengaksesnya saja, tidak perlu mencari-carinya lagi.  Disadari bahwa itu sudah ada dan tersedia, diakses melalui rasa di batin kita.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga.

Ayat ini menjawab apa yang saya kuatirkan semalam, tentang besok apa yang harus saya lakukan Tuhan, agar hadirat-Mu jangan pergi dariku? Karena saya mulai kehilangan kesibukan, tak tahu apa yang harus saya kerjakan sehari-harinya. Saya betul-betul hanya menunggu instruksi Bapa step by step, day by day seperti bangsa Israel di padang gurun. Tak ada rencana yang bisa saya buat, karena saya tidak punya pekerjaan tetap lagi. Yang saya kuatirkan adalah jika saya diserang rasa bosan seperti sebelum-sebelumnya, lalu kembali jatuh dalam dosa, menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berfaedah.

Tapi Tuhan bicara melalui ayat tersebut dan ayat berikutnya bahwa yang perlu saya lakukan adalah terus menerus mengucap syukur, itu adalah cara menjaga bonding dengan Bapa. Mengucap syukur (berterimakasih) adalah tanda bahwa kita SUDAH MENERIMANYA.

Apa yang terjadi ketika kita mengucap syukur?Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Ini adalah penjagaan dan janji Tuhan sendiri kepada kita, yaitu hadirat-Nya sendiri.

semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipujipikirkanlah semuanya itu. 

Pikirkanlah semua yang baik, mulia, suci, dst... adalah cara memenangkan pikiran agar selalu fokus dan selaras dengan frekuens Tuhan. Jangan goyah ketika melihat tak ada yang dikerjakan secara fisik. Pekerjaanmu saat ini adalah di tingkat roh, bukan fisik lagi. Dimensi yang lebih halus, yaitu pikiran dan rohmu adalah prioritas hidupmu sekarang. Kasih makan rohmu lebih banyak lagi dengan firman. Jangan hanya 1x sehari. Naikkan dosis. Hiduplah dalam hadirat Tuhan 24 jam sehari. Renungkan firman yang diberikan Tuhan secara terus menerus dan mendalam. Dengan demikian otomatis hadirat Tuhan akan selalu ada padamu ketika kamu senantiasa memikirkan Dia.

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.

Langkah terakhir adalah melakukan. Rasul Paulus katakan agar kita belajar dari pengalaman hidupnya. Bukan hanya berhenti di tingkat pikiran saja, tapi tubuh fisik melakukan apa yang sudah dimengerti di tingkat pikiran dan roh. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Bapa akan menyertai kita saat kita melakukannya.

Minggu, 19 Februari 2023

MENEMUKAN RASA AMAN

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan... diam di rumah Tuhan seumur hidupku

Rumah Tuhan (Bait Allah = Bait suci) adalah diri kita sendiri. Tubuh = pelataran; Jiwa = Ruang Kudus ; Roh = Ruang Maha Kudus.

Di dalam hadirat Tuhan ada rasa aman.

Tinggal bersama-sama dengan orang² yang kita kasihi maka rumah bukan lagi house tapi home.

Ada kasih dan ketentraman di dalamnya.

Cara mendapatkan rasa aman adalah ketika kita FOKUS.

Ketika kita sedang fokus mengerjakan sesuatu yang kita sukai, maka pikiran kita tidak bercabang kemana-mana. Emosi kita tidak bergejolak naik turun. Kita bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak diserbu oleh ketakutan dan kekuatiran.

Takut dan kuatir akan masuk ketika kita memberikan tempat dan kesempatan. Tetapi ketika kita sedang fokus, yang ada di pikiran dan hati kita hanya satu. 

Sabtu, 18 Februari 2023

BEBAS DARI DOSA

Banyak orang telah menghabiskan waktunya untuk membuat diri mereka berharga, diterima dan diakui oleh sekitarnya dengan cara berbuat baik atau berusaha menjadi suci.  Mereka sibuk mengejar target menjadi "orang baik" dan fokus untuk terus membersihkan diri atau memperbaiki diri dengan berbagai cara. Mereka tidak paham bahwa upaya tersebut hanya akan sia-sia belaka. Tak seorangpun dapat menyucikan diri atau menghapus dosa dengan usahanya sendiri.  Terlebih lagi jika persepsinya tentang dosa belum diubahkan.

Dosa adalah "status", bukan perbuatan. Perbuatan dosa adalah buahnya, atau konsekuensi dari status kita sebagai orang berdosa. Jadi walau kita telah memperbaiki perbuatan kita, namun jika sumbernya, yaitu status kita sebagai orang berdosa belum kita putuskan, maka kita akan tetap menjadi budak dosa.

Sebagai budak dosa, tubuh dan jiwa kita (yaitu pikiran, emosi dan kehendak kita), masih dikuasai dan dikendalikan oleh kuasa dosa. Kadang kita tak mengerti, kita ingin melakukan yang baik, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Sulit sekali rasanya membebaskan diri dari ikatan dosa tersebut. 

Lalu bagaimana? Adakah jalan keluarnya agar kita terbebas sepenuhnya dari dosa?

Ada, yaitu dengan "berpindah status".

Saat kita terlahir ke dunia, kita adalah milik dunia, kita menjadi anak-anak dunia, warga dunia, berada di bawah otoritas sistem pemerintahan dunia. Dan karena dunia ada di bawah kuasa DOSA, maka tubuh dan jiwa kita otomatis telah menjadi budak dosa sejak kita dilahirkan. Kita bahkan tidak tahu apakah itu dosa atau bukan, karena mata rohani kita tertutup oleh selubung dosa. Kita tidak tahu bahwa pikiran kita yang egois, ambisius, transaksional, dan hati yang selalu penuh kecemasan, mudah baper dan kepahitan adalah buah dari dosa.

Sampai pada satu titik tertentu, ketika buah dari dosa ini telah menjadi matang, jiwa kita tak dapat lagi menahan beban yang kian lama kian menghimpit. Di sinilah kita mulai merasa ada yang salah dengan hidup kita, dan kita mulai mencari-cari pertolongan. 

Pertolongan yang kita butuhkan baru akan datang tatkala kita sudah menyerah. Selama kita masih merasa diri mampu, kita masih akan terus memaksa diri untuk menyelamatkan diri sendiri. Kita sulit melihat mukjizat, keajaiban, dan pertolongan Tuhan yang berada di luar nalar kita. Namun begitu kita menyerah, kita akan mengalami tiba-tiba ada jalan dibukakan, atau tiba-tiba kita dipertemukan dengan seseorang, atau kita melihat sebuah tayangan yang menginspirasi, mendengar perkataan seseorang, lagu yang menyentuh, tulisan yang kita baca, yang membukakan kesadaran kita akan Tuhan. 

Ketika kita mengalami keterjagaan atau kesadaran akan Tuhan, kita akan mulai mengenal dosa. Dan mulai tumbuh keinginan untuk bebas dari dosa.

Di sinilah kita diperhadapkan pada pilihan, mau tetap menjadi warga dunia atau warga kerajaan sorga (ilahiah, rohani).

Ketika kita memilih yang kedua, konsekuensinya adalah kita harus menanggalkan identitas, kepemilikan, status kita sebagai warga dunia, dan melepaskan semua kebiasaan dan aturan main yang berlaku di dunia. Lalu kita mengenakan status yang baru sebagai anak-anak Tuhan, warga Kerajaan Sorga, yang menyandang status bebas dosa, tapi harus mengikuti sistem/aturan main yang berlaku, seperti menyalibkan kedagingan dari hari ke hari. 

Hanya dengan memutuskan untuk berpindah status, kita baru bisa berkuasa atas dosa, dan tidak lagi berada di bawah kuasa dosa. Konsekuensinya, kita akan ditolak oleh orang-orang dunia, diintimidasi, dianiaya, diasingkan, disingkirkan, dsb, karena kita tidak lagi menjadi bagian dari mereka, dan kita memiliki budaya yang berbeda.

Namun kita tidak perlu kecil hati. Kita sudah lebih dari pemenang ketika kita berhasil memutuskan ikatan kuasa dosa, menjadi anak-anak kebenaran, dan memiliki jaminan hidup bersama dengan Tuhan, Bapa dan Sumber Hidup kita yang abadi.


IMAN & KEBAHAGIAAN

Pagi ini saat hendak ke luar rumah untuk berolahraga jalan pagi, saya melihat ada seekor kucing sedang duduk di depan pagar rumah saya. Lalu saya mendecak-decakkan lidah untuk memanggil dia. Eh, kucing itu merespons. Dia menerobos pagar rumah saya untuk mendekat dan menjumpai saya.

Kucing itu terus mengikuti saya saat saya sudah berjalan menjauhi rumah. Bahkan mencoba menjalin kedekatan dengan saya dengan cara menggosok-gosokkan badannya ke kaki saya. Saya bukanlah tuannya, bukan pemiliknya, tapi kucing itu bertindak seolah-olah sudah lama mengenali saya.

Di gang-gang lain yang saya lalui selama jalan pagi, ada beberapa kucing yang serupa dengan yang pertama tadi. Bahkan ketika saya masih di kejauhan dan memberikan kode bahwa saya sedang mendekat, kucing-kucing itu langsung melompat dari tempatnya semula, dan mendekati saya. Padahal saya tak pernah memberi mereka makan. Paling banter mengelus-ngelusnya.

Apa yang terjadi antara saya dan kucing-kucing itu tak dapat dijelaskan dengan cara yang rasional. Tapi dugaan saya, mereka mengenali seseorang bukan dari apa yang terlihat secara fisik, melainkan melalui getaran (vibrasi) yang dipancarkan oleh orang tersebut.

Bicara tentang getaran (vibrasi) adalah bicara tentang apa yang tak terlihat secara fisik. Tentang alam rohani, yang hanya bisa dikenali oleh indera rohani.

Iman adalah salah satu indera rohani.

 "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1)

Dengan mata iman kita melihat hal-hal yang tak terlihat oleh mata jasmaniah kita. 

Dengan mata iman kita mengenali getaran Bapa kita, kita mau mendekat dan percaya kepada-Nya, walaupun Ia tak memberikan apa-apa kepada kita, sama seperti sikap si kucing itu kepada saya.

Kucing itu mendekat karena merasakan vibrasi yang memberinya rasa aman dan nyaman. Tanpa embel-embel makanan, dia tetap ingin mendekat pada kita, karena si kucing bukan hanya butuh makanan jasmaniah, tapi juga makanan rohani berupa cinta kasih dan perhatian.

Carilah TUHAN bukan hanya karena kita mengharapkan materi, atau pertolongan-Nya, tapi karena kita BUTUH energi atau makanan rohani bagi roh kita, yaitu TUHAN itu sendiri.

Dengan makanan rohani itulah baru roh kita menjadi kuat dan mampu bertumbuh dewasa. Roh yang kuat membuat iman atau rasa yakin dan percaya kita kepada TUHAN yang tak terlihat bertambah kuat. Dan dengan demikian kita menjadi orang-orang yang "berbahagia" sebagaimana yang Yesus katakan:

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29)


Jumat, 17 Februari 2023

INTIMACY IN THE DARKNESS

Setiap pagi saya berolahraga jalan kaki sekitar pukul 05.00. Di luar masih gelap dan sunyi. Belum ada seorangpun yang berpapasan. Hanya berteman lampu-lampu jalanan.

Walau berjalan sendirian dalam kegelapan, tapi saya sangat menikmati momen ini. Kadang ketika mendongak ke langit, masih ada bulan dan bintang-bintang yang berkedipan di atas sana. Dan langit terlihat sangat agung dan berkuasa. Hening tapi berwibawa. 

Saya lalu teringat pada satu ayat yang menceritakan tentang kebiasaan Yesus di pagi hari, bunyinya demikian:

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1: 35)

Banyak orang takut pada kegelapan, sendirian dan kesunyian. Tapi Yesus justru mencari ketiganya untuk berjumpa dengan Bapa-Nya.

Banyak orang merasa insecure dalam kegelapan, tapi Yesus justru merasa sebaliknya. Ia menemukan kekuatan dan dukungan terbesar dari Bapa-Nya di saat sedang dalam kegelapan.

Banyak dari kita lupa, tempat yang paling aman, damai dan penuh sukacita yang pernah kita alami adalah ketika kita masih berada dalam rahim ibunda. Di sana, walau kita sendirian dalam gelap dan tidak bisa melihat siapa-siapa, namun kita merasa selalu aman dan terjamin, ada ibu yang membawa kita kemana-mana. Sementara ketika kita sudah keluar dari sana, berjumpa dengan banyak orang, berada dalam terang, kenapa justru kita kehilangan rasa aman dan malah takut menghadapi kegelapan?

Jadi ini bukanlah tentang keadaan, tapi tentang HUBUNGAN.

Apapun keadaan yang sedang menimpa kita, ketika hubungan kita dengan Sang Sumber kita baik-baik saja, bahkan penuh keintiman, maka kita akan selalu merasa aman. Walaupun kita tak dapat melihat sang Bapa, tapi kita tahu dan percaya bahwa Ia ada dan tak pernah meninggalkan kita. Sepasti langit megah yang menyelimuti kita dengan kegelapan, demikianlah Bapa selalu melingkupi kita dengan penjagaan-Nya. Temukanlah keintiman bersamanya dalam jam-jam pertama dari waktu kita setiap harinya. Dan pastikan rasa aman itu akan selalu mengikutimu seumur hidupmu.


Rabu, 08 Februari 2023

MANUSIA BARU

Sebelum roh-mu terlahir baru, tubuhmu dipimpin oleh jiwamu. Jiwamu tidak mengenal Tuhan atau hal-hal yang rohaniah. Ia bekerja mencontoh atau mengikuti apa yang dilihatnya dari sekitarnya, yakni hal-hal yang duniawi. Standar hidup, cara hidup, gaya hidup, tujuan hidup, semuanya didasarkan pada nilai-nilai yang dianut oleh manusia dunia pada umumnya.

Setelah memasuki babak kelahiran baru, bayi roh sudah terlahir. Ia yang akan menjadi pemimpin bagi tubuh dan jiwamu ke depannya.

Munculnya "raja baru" ini tentulah tidak membuat sang Jiwa senang. Ini seperti halnya raja Herodes yang merasa terancam dengan kelahiran bayi Yesus, dan berikhtiar membunuhnya sebelum bayi tersebut bertumbuh besar dan merebut takhta kekuasaannya.

Tetapi sekali terlahir, maka sang Roh sudah terhubung dengan suplay makanan rohani yang berasal dari Bapa Semesta. Tak seorangpun dapat menghalanginya. Sejak saat itu, Roh akan terus membesar dan menguasai Tubuh dan Jiwa agar dapat melakukan apa yang menjadi tujuan Bapa Semesta baginya di dunia ini.

Pilihan bagi Jiwa-mu adalah segera tunduk dan menyerah kepada Sang Raja baru yaitu Sang Roh, atau terus bersitegang dan melawannya. Konsekuensinya adalah, Jiwa hanya tahu yang terbatas saja, tapi Roh itu tak terbatas, karena Roh adalah wakil Bapa Semesta. Bapa melihat secara "helicopter view", sedangkan Jiwa tak memiliki kemampuan itu. Jiwa bakalan akan berjalan menabrak-nabrak karena tak tahu arah tujuan, sedangkan Roh bermaksud menginsyafkan atau menyadarkanmu pada tujuan hidupmu yang sesungguhnya.

Pertarungan antara Jiwa dan Roh ini adalah pertarungan sepanjang masa, sampai pada akhirnya yang powernya lebih besar yang akan menang.

Tentu saja Jiwa bukan tandingan dari Roh dari segala sisi. Tapi Jiwa selalu ingin eksis dan ingin mempertahankan gaya hidup lamanya.

Manusia baru adalah mereka yang menyadari dan dengan sadar memilih untuk mengikuti pemimpin yang baru, raja yang baru, dengan konsekuensi hidup bertolak belakang dengan sebelumnya. Kehidupan lama sudah berlalu, sistem baru yang dipimpin Roh sudah datang, yaitu hidup yang tidak terikat pada materi, hidup yang berpihak pada keadilan, yang tidak egois dan mengutamakan kepentingan pribadi. Sebaliknya selalu mendahulukan kepentingan bersama, untuk kesejahteraan bersama seluruh umat manusia.

Selasa, 07 Februari 2023

LAHIR BARU

Lahir baru adalah kondisi ketika pada satu ketika kamu mengalami ada bagian lain dalam dirimu di luar tubuh dan jiwamu, seperti sedang mekar dari dalam, dan membuatmu tiba-tiba diliputi kerinduan untuk mencari tahu tentang siapa dirimu, dari mana kamu berasal, apa tujuan hidupmu, dan tentang Tuhan.

Itulah momen "teringatnya kembali" atau terbangkitkannya kembali kesadaranmu sebagai makhluk roh, manusia batiniah, bagian dirimu yang tak kamu sadari sebelumnya.

Ciri-ciri orang yang rohnya terlahir baru:

1. Hatinya meluap dengan sukacita ilahi, ingin selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur tak henti-henti.

2. Roh-nya lapar dan haus akan kebenaran, selalu mencari-cari makanannya dan butuh dikenyangkan dan dipuaskan oleh firman Tuhan.

3. Rindu untuk selalu dekat dengan Tuhan, ingin selalu datang kepada-Nya untuk merasakan keintiman bersama-Nya.

4. Roh-nya menyala-nyala dengan kegairahan ilahi, selalu ingin bersaksi dan bercerita tentang kasih Tuhan yang dialaminya.

5. Di sisi lain mudah tersentuh, mudah terharu ketika mengingat cinta kasih Tuhan. Selalu ingin berbuat baik, menerima orang lain tanpa syarat, mengampuni, melepaskan apa saja yang dirasanya akan menghalanginya untuk selalu dekat dengan Tuhan.