Google

Senin, 20 Februari 2023

MENJAGA HADIRAT TUHAN

Pagi-pagi benar (pk 03.45 WIB), Tuhan membangunkan saya, dan menjawab pertanyaan saya, yang bahkan belum saya ucapkan secara gamblang, melainkan baru saya batinkan saja. Beliau tetap berkenan menjawabnya.

Pertanyaan saya adalah: bagaimana menjaga agar hadirat Tuhan (Bapa) bisa saya rasakan setiap saat? (tidak putus nyambung seperti sebelum-sebelumnya?)

Jawab-Nya:

Jangan datang pada manusia, atau meminta pertolongan pada yang terlihat, karena kamu tidak akan terpuaskan dengan jawaban mereka. Karena Allah itu Roh, datanglah kepada-Nya melalui roh-mu.

Pelajaranmu saat ini adalah untuk mengenal Bapa lebih halus lagi, yaitu di tingkat roh. Mengenali-Nya dengan rasa/getaran yang tak terlihat. Tidak selalu harus melalui penjelasan/ nalar. Hadirat-Nya bisa dirasakan dalam rasa damai yang melampaui segala akal.

Lalu saya diingatkan ayat-ayat ini:

Filipi 4:4-9 

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Luar biasa sekali, jawaban yang cespleng, langsung menembus ke dalam roh saya.

Jadi agar hadirat Bapa senantiasa tidak terputus dari hati kita, pertama-tama kita harus menjaganya secara konsisten. Kata bersukacitalah senantiasa, menunjukkan konsistensi walau apapun yang terjadi, sama seperti rasul Paulus saat menuliskan nasihat ini, beliau tetap bersukacita walau sedang dipenjara. Bersukacita dalam Tuhan artinya, sukacita itu berasal dari dalam, sukacita ilahi, yang dianugerahkan oleh Tuhan, bukan sukacita duniawi yang bisa hilang timbul. Bukan sukacita di tingkat emosi/perasaan. Sukacita ilahi itu sudah dianugerahkan oleh Tuhan untuk membuat kita kuat menghadapi badai masalah apapun juga. Sudah dianugerahkan artinya, kita tinggal mengaksesnya saja, tidak perlu mencari-carinya lagi.  Disadari bahwa itu sudah ada dan tersedia, diakses melalui rasa di batin kita.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga.

Ayat ini menjawab apa yang saya kuatirkan semalam, tentang besok apa yang harus saya lakukan Tuhan, agar hadirat-Mu jangan pergi dariku? Karena saya mulai kehilangan kesibukan, tak tahu apa yang harus saya kerjakan sehari-harinya. Saya betul-betul hanya menunggu instruksi Bapa step by step, day by day seperti bangsa Israel di padang gurun. Tak ada rencana yang bisa saya buat, karena saya tidak punya pekerjaan tetap lagi. Yang saya kuatirkan adalah jika saya diserang rasa bosan seperti sebelum-sebelumnya, lalu kembali jatuh dalam dosa, menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berfaedah.

Tapi Tuhan bicara melalui ayat tersebut dan ayat berikutnya bahwa yang perlu saya lakukan adalah terus menerus mengucap syukur, itu adalah cara menjaga bonding dengan Bapa. Mengucap syukur (berterimakasih) adalah tanda bahwa kita SUDAH MENERIMANYA.

Apa yang terjadi ketika kita mengucap syukur?Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Ini adalah penjagaan dan janji Tuhan sendiri kepada kita, yaitu hadirat-Nya sendiri.

semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipujipikirkanlah semuanya itu. 

Pikirkanlah semua yang baik, mulia, suci, dst... adalah cara memenangkan pikiran agar selalu fokus dan selaras dengan frekuens Tuhan. Jangan goyah ketika melihat tak ada yang dikerjakan secara fisik. Pekerjaanmu saat ini adalah di tingkat roh, bukan fisik lagi. Dimensi yang lebih halus, yaitu pikiran dan rohmu adalah prioritas hidupmu sekarang. Kasih makan rohmu lebih banyak lagi dengan firman. Jangan hanya 1x sehari. Naikkan dosis. Hiduplah dalam hadirat Tuhan 24 jam sehari. Renungkan firman yang diberikan Tuhan secara terus menerus dan mendalam. Dengan demikian otomatis hadirat Tuhan akan selalu ada padamu ketika kamu senantiasa memikirkan Dia.

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.

Langkah terakhir adalah melakukan. Rasul Paulus katakan agar kita belajar dari pengalaman hidupnya. Bukan hanya berhenti di tingkat pikiran saja, tapi tubuh fisik melakukan apa yang sudah dimengerti di tingkat pikiran dan roh. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Bapa akan menyertai kita saat kita melakukannya.

Tidak ada komentar: