Google

Selasa, 31 Juli 2007

Sang Alkemis

Dalam perjalanan hidup saya yang akan memasuki usia kepala 4 bulan September nanti, saya masih terus bertanya apa sebenarnya tujuan saya berada di bumi ini?
Kisah pencarian takdir atau "legenda pribadi" sebagaimana yang saya gelisahkan di atas sedikit terjawab melalui karya indah Paulo Coelho, penulis asal Brazil dalam bukunya Sang Alkemis (The Alchemist). Itu sebabnya, novel ini menjadi salah satu buku favorit saya, yang meneguhkan dan menguatkan saya untuk terus mencari dan menemukan takdir saya.
Sang Alkemis menuturkan kisah perjalanan seorang anak gembala asal Andalusia bernama Santiago yang ingin mencari harta karun sesuai mimpinya.
Beberapa hal menarik yang saya catat dari kisah ini adalah:
Karakter Santiago
Meskipun figur Santiago di sini disebut sebagai "bocah", sebenarnya ia sudah berusia lebih dari 16 tahun. Hingga usianya yang ke 16, ia hidup dan belajar di seminari untuk menjadi pastor - sesuai keinginan ayahnya. Namun dari buku-buku yang dibacanya di seminari, tumbuhlah minat dan impiannya yang tidak sejalan dengan keinginan ayahnya. Ia ingin berkelana dan ingin tahu tentang dunia. Ia pun memberanikan diri menyatakan hasratnya kepada sang Ayah yang akhirnya dengan berat hati menyetujui niat anaknya. Maka Santiago pun beralih profesi dari seorang calon pastor menjadi seorang gembala domba.
Dalam menggembalakan dombanya, Santiago tak berhenti belajar. Ia rajin mengamati segala hal, mulai dari sifat dan gerak-gerik domba-dombanya, membaca tanda-tanda alam, juga meneruskan kebiasannya membaca buku. Satu hal lagi, jika ia mengingini sesuatu, ia akan ngotot mencari tahu hingga mendapatkan apa yang ia inginkan. Kemauannya keras. Juga berani. Karakter itulah yang membawanya menyusuri perjalanan dari kampungnya di Andalusia (Spanyol) menyeberangi selat (Gibraltar) menuju Tangier, dan dari sana ia mengarungi gurun (Sahara) sampai ke piramida (Mesir).
Mimpi Santiago
Dalam bahasa NLP dan Hypnoteraphy yang sedang marak saat ini, mimpi Santiago yang membawanya kepada petualangan menemukan harta karunnya adalah lambang dari pikiran bawah sadar kita (subconscious mind). Kita semua pasti pernah bermimpi, atau berimajinasi. Dan ketika impian atau imajinasi kita bersentuhan dengan emosi tertentu yang melahirkan sebuah kegairahan, saat itulah pikiran bawah sadar kita merekamnya sebagai sesuatu yang kita minati atau kita dambakan. Selama apa yang kita dambakan tersebut belum kita peroleh, kita akan terus mencari dan berjuang mencari sampai ketemu. Karena dorongan intrinsik manusia memang mencari tahu (eksplorasi) apa yang ingin dia ketahui.
The Power of Focus
Santiago seorang pengembara yang sangat fokus. Meskipun dalam perjalanannya ia banyak bertemu orang dan peristiwa, ia tetap fokus pada piramida, tempat harta karun yang diimpikannya. Fokus artinya tahan godaan, juga tahan bantingan, tahan penderitaan.
Contoh kedahsyatan fokus bisa dicontohkan dengan ilustrasi ini.
Kita semua tahu pipa (slang air) untuk menyiram kebun, bukan?
Nah, jika slang yang kita gunakan bocor di sana-sini, apa jadinya?
Maka air yang tiba di ujung pipa hanya tinggal sedikit bahkan tak mampu untuk menyiram kebun bukan?
Tapi ketika slang yang kita gunakan rapat dan mulus, maka air dari kran dengan deras mengalir dan menyembur dari mulut pipa dengan kuat dan dahsyat.
Slang yang tidak bocor adalah ibarat energi yang fokus dan tidak tersebar kemana-mana.
Sama halnya dengan meditasi. Saat meditasi kita juga dilatih untuk fokus dan fokus. Itu sebabnya jika kita telah terlatih bermeditasi dengan benar, pikiran kita cenderung fokus, dan penggunaan energi kita efektif.
Fokus juga berarti "putus" yang merupakan akar kata dari keputusan, artinya ketika seseorang mengambil sebuah keputusan (pilihan), otomatis ia putus terhadap yang lain. Keberanian mengambil keputusan adalah salah satu syarat untuk menemukan apa yang kita ingini. Jika kita tak kunjung berani mengambil keputusan, arah kita tak akan pernah menjadi lebih jelas.
Para Penolong
Dalam perjalanan menemukan takdir, kita senantiasa dikelilingi oleh para penolong. Fungsi dari para penolong ini adalah membuat kita terus bertahan dan menjaga semangat kita dalam menjalani panggilan kita. Mengenai para penolong ini akan saya bahas lebih detail dalam buku berikutnya Journey of Souls. Sementara dalam Sang Alkemis ini, kita bisa melihat para penolong Santiago antara lain:
Ayahnya. Karena keinginan sang Ayah agar Santiago belajar di seminari, maka ia bisa bertemu dengan buku-buku yang menumbuhkan hasratnya untuk berkeliling dunia. Jadi sesuatu yang nampaknya keliru pun jika sudah takdirnya akan diluruskan kembali.
Domba-dombanya. Sekalipun nampaknya hanya hewan peliharaan, namun dari domba-dombanyalah Santiago memperoleh nafkahnya sehingga ia bisa berkelana ke berbagai tempat yang diingininya.
Raja Salem. Seorang bijaksana yang hadir untuk membimbing saat Santiago berada di persimpangan jalan.
Pedagang Kristal. Seseorang yang memberikan tumpangan di saat Santiago sedang dalam kemalangan. Biasanya dihadirkan kepada kita untuk beberapa saat lamanya hingga kita menemukan pencerahan dan keberanian untuk berjalan kembali.
Lelaki Inggris. Seseorang yang membukakan cakrawala berpikir kita atau memberikan informasi baru ke arah jalan takdir yang hendak kita tuju. Di sini saya catat, perjumpaan Santiago dengan lelaki Inggris telah mengubah arah minatnya dari mencari harta karun menjadi ingin bertemu dengan (ingin menjadi seperti) Sang Alkemis. Santiago mengalami pergeseran tujuan dari yang duniawi ke arah yang lebih abadi yakni perubahan karakter.
Penunggang Onta. Perjalanan di gurun yang tak memungkinkan seseorang balik kembali membutuhkan seorang penolong yang berpengalaman seperti ini। Ini adalah lambang perjalanan hidup kita sendiri, manakala kita semakin matang dan dewasa dan tak mungkin kembali menjadi anak-anak lagi, kita memerlukan penolong yang lebih tinggi lagi jam terbangnya.
Fatima. Ada saatnya seorang seperti Fatima bisa menjadi penolong, tapi bisa juga menjadi penghambat. Sebagai penolong, inilah penolong yang sejati karena hanya di dalam diri Fatima, Santiago merasakan cinta. Kita bisa mencapai takdir kita dengan lebih dahsyat karena pertolongan cinta. Tapi cinta juga memungkinkan kita bertahan di comfort zone saking nyamannya.
Sang Alkemis. Akhirnya, melalui penolong yang terakhir inilah Santiago menemukan kunci kehidupan yang sesungguhnya. Harta karun yang dincarnya di piramida, ternyata hanyalah ilusi, bukan harta yang abadi. Tapi harta yang sejati ternyata ada di kampungnya sendiri, alias di dalam dirinya sendiri. Harta Santiago yang sejati adalah kemampuannya sebagai Alkemis. Ya, Sang Alkemis yang mampu mengubah logam menjadi emas. Mengubah sesuatu yang tak berharga menjadi bernilai. Mengubah mimpi menjadi kenyataan. Dan terutama memiliki kebijaksanaan sejati yang terus melekat dalam dirinya.
Lebih lanjut mengenai bagaimana menemukan takdir kita, saya sambung di postingan berikut.
Salam.