Google

Minggu, 25 Juni 2023

MEMINTA YANG BENAR

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". (Matius 7:7)

"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu". (Yakobus 4:3)

Pagi ini Roh Kudus mengajarkan tentang bagaimana meminta yang benar.

Apa yang kita minta, jika itu sesuai dengan kebutuhan kita sebagai makhluk rohani, sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan rohani kita, pasti akan diberi atau dikabulkan oleh Tuhan.

Masalahnya, kita adalah manusia yang seringkali tidak tahu apa yang baik bagi kita. Karena pikiran kita masih dicengkeram / dikuasai kegelapan. Kita tidak tahu apa yang baik bagi kita. Yang kita minta seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan kita, melainkan untuk kepuasan hawa nafsu kita.

Pagi ini Roh Kudus mengingatkan agar kita meminta apa yang paling kita butuhkan, yaitu Terang Kristus.

Ketika pikiran kita diterangi oleh terang ilahi yang mahadahsyat, maka pikiran kita akan mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Pikiran kita dibebaskan dari ilusi. Pikiran kita menjadi jelas, dan bebas dari kabut yang membingungkan. Kita memperoleh kesadaran yang lebih tinggi yaitu kesadaran rohani. Pikiran kita tidak lagi terpecah-pecah dan mudah terbawa emosi.

Langsung praktekkan saja agar kita segera mendapat pembebasan dan mengalami pelepasan dari pikiran dan emosi negatif yang masih mengikat kita.

Ucapkanlah doa di bawah ini berulang-ulang, sampai kita merasakan ada kuasa yang bekerja membebaskan kita dari beban emosi dan pikiran yang terikat.

Ya Yesus, Tuhan-ku (kami)

Berikanlah sinar cahaya kemuliaan-Mu.

Dengan tenaga dan kuasa-Mu yang mahadahsyat, alirkanlah ke dalam roh, jiwa, tubuh-ku (kami), sekarang dan selamanya.

Atau

Ya Yesus, Tuhan kami

Berikan sinar cahaya kemuliaan-Mu dan terang-Mu yang ajaib, untuk menerangi pikiran dan hati kami, membersihkan kabut ilusi yang masih menghalangi, membersihkan memori kami, pikiran sadar dan bawah sadar kami.

Alirkanlah cahaya terang-Mu ke dalam tubuh emosi kami sehingga kami dibebaskan dari roh trauma, prasangka, kebencian, amarah, dendam, kepahitan, roh kecewa dan sakit hati, roh tidak dapat mengampuni, dan kegelapan jiwa lainnya yang masih memblok dan menyumbat hati kami.

Sebagai gantinya, alirkanlah roh pengampunan, roh cinta kasih-Mu yang tidak bersyarat, roh damai sejahtera, roh sukacita ilahi ke dalam roh, jiwa dan tubuh kami sekarang dan selamanya.


Tutup dengan doa syukur dan pernyataan iman.

Tuhan Yesus, terima kasih

Kami sudah menerima sinar cahaya kemuliaan-Mu, yang terus mengalir di dalam roh, jiwa dan tubuh kami, menerangi akal budi, pikiran sadar dan bawah sadar kami, hati kami, memori kami, sampai ke bagian-bagian yang paling tersembunyi dan masih dikuasai oleh kegelapan. 

Sempurnakanlah cahaya kemuliaan-Mu di dalam diri kami, sehingga kami sepenuhnya dikuasai oleh terang kemuliaan-Mu dan dengannya nama-Mu dipermuliakan. Amin.

Percayalah, ketika kita meminta sesuatu yang benar di mata Tuhan, dengan sungguh dan sepenuh hati, dalam "seketika" itu juga, kita sudah menerimanya. Dan bukan hanya kita yang menerimanya, tapi juga mereka yang terhubung dengan kita, bahkan mereka yang non fisik dan masih terjebak dalam kegelapan, semuanya akan terbantu dengan doa yang kita naikkan.

Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita sekalian.

*pengembangan lain dari doa Sinar:

Ya Yesus, Tuhan kami, 
Berikan sinar cahaya kemuliaan-Mu 
Dengan terang-Mu yang ajaib, singkirkanlah kabut kebingungan yang menutupi  pikiran kami, 
Bersihkan  memori bawah sadar kami dari segala mental blok, 
Terangi diri kami yang masih dalam kegelapan sampai ke bagian-bagian yang paling dalam dan tersembunyi. 
Bebaskan jiwa kami dengan sinar cahaya kemuliaan-Mu dari roh trauma, prasangka, kebencian, amarah, dendam, kepahitan, roh kecewa dan sakit hati, roh tidak dapat mengampuni, dan kegelapan lainnya yang masih memblok dan menyumbat jiwa kami. Gantikanlah dengan roh pengampunan, roh cinta kasih-Mu yang tidak bersyarat, roh damai sejahtera, roh sukacita. Sempurnakanlah cahaya kemuliaan-Mu di dalam diri kami, sehingga kami sepenuhnya dikuasai oleh terang kemuliaan-Mu dan dengannya nama-Mu dipermuliakan.*

Jumat, 23 Juni 2023

JANGAN MENUNGGU SEMPURNA

Kita manusia memiliki ketakutan dihina dan dihujat, disingkirkan, ditolak, diasingkan.
Ini membuat kita hidup dalam kepura-puraan dan kepalsuan, karena kita selalu mendambakan untuk diterima, dihargai dan dikasihi.

Salah satu penghambat dalam kemajuan spiritual kita adalah tidak berani melakukan apa yang menjadi panggilan jiwa kita, karena kita merasa belum sempurna dan takut dicela.

Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jika kita terus menunggu sampai kita menjadi sempurna dulu, maka kita tak kunjung bergerak mewujudkan panggilan kita. Kita selalu diliputi keraguan dan tidak percaya diri. Kita menjadi minder dan menempatkan diri dalam kotak, di mana cahaya kita makin tidak nampak.

Tuhan menciptakan kita untuk menjadi terang dengan keberadaan diri kita.
Terang hanya bisa terlihat dalam gelap.
Cahaya kita baru nyata ketika kita melawan arus, bukan terbawa arus.
Masing-masing kita mempunyai frekuensi cahaya yang berbeda satu sama lain, agar kita bisa menampakkan diri dengan keunikan kita di tengah² cahaya lainnya yang berwarna-warni.

Saat kita diturunkan ke bumi, kita telah dibekali dengan talenta tertentu yang menjadikan ciri khas diri kita.
Dengan talenta itulah kita akan melaksanakan misi jiwa kita.
Tapi banyak orang tidak mengenali talentanya atau mengabaikannya, demi mencari dan mendapatkan pengakuan dunia atau harta duniawi, bukannya mewujudkan misi jiwanya.
Itu sebabnya hidup mereka menjadi gelisah dan tidak tenang, karena mereka tidak berada pada tempat yang seharusnya.
Jiwa mereka juga tidak berkembang karena mereka tidak menggunakan talenta yang diberikan, dan malahan mengejar apa yang bukan menjadi bagiannya.

Menjadi unik, bukan menjadi sempurna adalah panggilan hidup kita.
Kalau menunggu sempurna dulu baru berkarya, kita hanya akan jalan di tempat.
Kapanpun dan di manapun, orang yang mencela dan hanya bisa menjatuhkan mental saja akan selalu ada.
Mari kita menjawab tantangan mereka dengan terus maju, di tengah ketidaksempurnaan kita.
Kita ingin menjadi penulis, pengajar, penasihat tapi kita masih emosian, ya tetap lakukan saja apa yang bisa kita lakukan, menghasilkan karya, jangan terbebani dengan sifat kita yang emosian lalu tidak maju-maju.
Berkaryalah, dan Tuhan yang akan menyempurnakan.

JALAN SUNYI

Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa. (Lukas 5:16)

Salah satu tantangan yang harus kita hadapi sebagai anak-anak Allah adalah menghadapi arus dunia dengan segala yang ditawarkannya.

Beruntunglah kita sebagai anak-anak Allah telah diberi role model (contoh/teladan) bagaimana semestinya menjadi anak Allah itu.

Yesus sebagai Anak Allah yang sulung, telah mendahului di depan kita untuk memberikan contoh. Salah satunya adalah menempuh jalan sunyi.

Jalan sunyi berbicara tentang sebuah gaya hidup yang berkebalikan total dari gaya hidup dunia yang serba gemerlap dan hingar bingar. Manusia dunia menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian.

Dikisahkan pada Injil Lukas 5:15-16 

"Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. 

Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa."

Menjadi populer bukanlah tujuan atau target Yesus walaupun Ia memiliki potensi untuk itu.

Yesus sangat sadar bahwa Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1 Petrus 5:8). Iblis bisa menggagalkan rencana Allah melalui diri kita jika kita lengah dan masuk ke dalam jebakannya.

Iblis pernah mencobai Yesus setidaknya dalam 3 hal. Matius 4:3-4 mencatatnya sebagai berikut:

Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 

Ketika kita diangkat dan diadopsi sebagai Anak Allah, kita diberi otoritas dan kuasa untuk bisa melakukan hal-hal supranatural. Hari-hari ini, kita ditakjubkan dengan kisah orang-orang yang berhasil mempraktekkan Law of Attraction (LoA). Apa yang mereka inginkan, tinggal dibayangkan, diperkatakan (affirmasi) lalu mulai bertindak seolah-olah itu sudah terjadi. Banyak orang kemudian mencoba untuk menarik kekayaan, popularitas, power, untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dunia melalui LoA ini.

Namun Yesus mencontohkan kepada kita, walaupun Ia adalah Anak Allah yang diberi kuasa dari Bapa-Nya untuk dapat melakukan mujizat apa saja, dan mampu melakukan apa saja, tidak menggunakan kuasa itu demi ketenaran, uang dan kekayaan. Yesus menegaskan prinsip hidup-Nya, bahwa Firman Allah, atau apa yang diperintahkan Bapa-Nya, adalah prioritas utama, lebih dari segala kuasa supranatural apapun.

Adalah suatu godaan yang dirancangkan Iblis (bapa dunia ini), untuk melemahkan kita dan memutuskan koneksi kita (anak-anak Allah) dengan sang Bapa, melalui cara-cara semacam ini. Yaitu agar kita menggunakan otoritas yang diberikan kepada kita, di luar yang disuruhkan oleh Bapa kita.

Kita harus sadar diri akan posisi kita sebagai anak, berarti masih ada otoritas yang lebih tinggi daripada kita, yaitu otoritas Bapa kita. Karena itu kita harus sangat berhati-hati dan waspada agar ego kita tidak terpancing dengan bermacam-macam godaan yang didatangkan kepada kita melalui apa dan siapa saja.

Cobaan atau godaan berikutnya yang disodorkan Iblis kepada Yesus :

Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  

Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 

Iblis mengingatkan bahwa salah satu privilege anak-anak Allah adalah mereka diberi malaikat-malaikat yang akan selalu menjagai dan melayani mereka. Anak-anak Allah dapat memerintahkan apa saja kepada para malaikat tersebut, yang pasti akan mereka laksanakan, karena para malaikat itu terikat pada sumpah tugas mereka.

Iblis mengajukan ide kepada Yesus untuk mengetest apakah it works. Misal dengan menjatuhkan diri dari tempat tinggi, apakah akan terbukti para malaikat itu benar-benar menjagai seperti yang dikatakan Allah.

Ini adalah ide yang benar-benar kurang ajar. Niatnya ingin melecehkan (tidak menghormati / memuliakan) Tuhan atau Bapa kita. Maka untuk ke sekian kalinya Yesus melawan ide atau hasutan itu dengan firman Tuhan.

Kita sebagai anak-anak Allah yang diangkat sebagai anak karena Yesus Kristus, perlu sadar diri akan batasan-batasan kita. Walaupun kita diberi otoritas untuk memerintah malaikat sekalipun, kita jangan terbuai dengan godaan itu. Ingatlah bahwa Yesus saja telah mengosongkan Diri-Nya dan menempatkan Diri-Nya lebih rendah daripada malaikat:

Ibrani 2:9 (TB)  Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. 

Filipi 2:6-7 (TB)  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Perhatikan juga bahwa pada godaan kedua ini Iblis juga mengutip firman Tuhan dengan mengatakan "ada tertulis", tapi Yesus meresponinya dengan kesadaran bahwa Ia turun ke bumi bukan untuk tugas dilayani oleh para malaikat, melainkan untuk menebus dosa manusia. Di sinilah pentingnya kita menyadari apa tujuan dan misi kita hidup di dunia ini. Dengan demikian kita tidak mudah tergoda untuk mencobai Allah, Bapa kita.

Cobaan atau godaan ketiga yang dilancarkan Iblis kepada Yesus : 

Matius 4:8-11 (TB)  Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 

Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 

Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. 

Iblis ingin menawarkan pertukaran jiwa-jiwa manusia yang hendak ditebus Yesus dengan milik-Nya yang terbesar, yaitu kerajaan dunia ini. 

Iblis berpikir bahwa Yesus menginginkan kerajaan dunia, manusia dan segala isinya, yang semula adalah milik Allah tapi lalu jatuh ke tangan Iblis itu, untuk dikembalikan kepada Bapa-Nya.

Syaratnya sangat mudah.

Kerajaan itu akan seketika menjadi milik Yesus jika Yesus mau menyembah Iblis (mengakui Iblis sebagai Bapa).

Namun ide ini spontan ditolak oleh Yesus, karena Ia sadar sedang diadu domba untuk memberontak kepada Bapa-Nya.

Sebagai anak-anak Allah, kita juga harus selalu sadar untuk tidak tergiur pada gemerlapnya dunia. Kita harus fokus pada tujuan dan misi yang telah ditetapkan oleh Bapa ketika menurunkan kita ke dunia. Jangan sampai kita menyetujui untuk menukarkan posisi, otoritas dan karakter keAllah-an kita dengan karakter duniawi. Jika kita harus direndahkan dan dihina karena kita tidak mampu secara materi, janganlah kita berusaha menaikkan martabat atau harga diri kita melalui materi atau harta benda duniawi. Jangan karena kita ingin dipuji atau tidak dipandang sebelah mata, lalu kita menghalalkan segala cara untuk "membeli" pujian itu.

Yesus sudah memberi teladan kepada kita, bahwa Ia lebih memilih jalan sunyi. Ketika orang banyak mengelu-elukan dan mencari-Nya untuk disembuhkan, ketika popularitas sedang menjemputnya dan Ia menjadi trending, buah bibir masyarakat, Yesus menghindar dari orang banyak ini.

Jalan sunyi yang dilakukan Yesus adalah meletakkan identitas-Nya sebagai Tuhan dan menempuh jalan sebagai manusia biasa, bahkan direndahkan dan disalibkan agar misi penebusan-Nya berhasil dan Ia mempermuliakan Bapa-Nya.

Kembali kepada kita, apakah jalan yang kita pilih untuk mempermuliakan Bapa kita?