Google

Jumat, 23 Juni 2023

JALAN SUNYI

Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa. (Lukas 5:16)

Salah satu tantangan yang harus kita hadapi sebagai anak-anak Allah adalah menghadapi arus dunia dengan segala yang ditawarkannya.

Beruntunglah kita sebagai anak-anak Allah telah diberi role model (contoh/teladan) bagaimana semestinya menjadi anak Allah itu.

Yesus sebagai Anak Allah yang sulung, telah mendahului di depan kita untuk memberikan contoh. Salah satunya adalah menempuh jalan sunyi.

Jalan sunyi berbicara tentang sebuah gaya hidup yang berkebalikan total dari gaya hidup dunia yang serba gemerlap dan hingar bingar. Manusia dunia menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian.

Dikisahkan pada Injil Lukas 5:15-16 

"Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. 

Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa."

Menjadi populer bukanlah tujuan atau target Yesus walaupun Ia memiliki potensi untuk itu.

Yesus sangat sadar bahwa Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1 Petrus 5:8). Iblis bisa menggagalkan rencana Allah melalui diri kita jika kita lengah dan masuk ke dalam jebakannya.

Iblis pernah mencobai Yesus setidaknya dalam 3 hal. Matius 4:3-4 mencatatnya sebagai berikut:

Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 

Ketika kita diangkat dan diadopsi sebagai Anak Allah, kita diberi otoritas dan kuasa untuk bisa melakukan hal-hal supranatural. Hari-hari ini, kita ditakjubkan dengan kisah orang-orang yang berhasil mempraktekkan Law of Attraction (LoA). Apa yang mereka inginkan, tinggal dibayangkan, diperkatakan (affirmasi) lalu mulai bertindak seolah-olah itu sudah terjadi. Banyak orang kemudian mencoba untuk menarik kekayaan, popularitas, power, untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dunia melalui LoA ini.

Namun Yesus mencontohkan kepada kita, walaupun Ia adalah Anak Allah yang diberi kuasa dari Bapa-Nya untuk dapat melakukan mujizat apa saja, dan mampu melakukan apa saja, tidak menggunakan kuasa itu demi ketenaran, uang dan kekayaan. Yesus menegaskan prinsip hidup-Nya, bahwa Firman Allah, atau apa yang diperintahkan Bapa-Nya, adalah prioritas utama, lebih dari segala kuasa supranatural apapun.

Adalah suatu godaan yang dirancangkan Iblis (bapa dunia ini), untuk melemahkan kita dan memutuskan koneksi kita (anak-anak Allah) dengan sang Bapa, melalui cara-cara semacam ini. Yaitu agar kita menggunakan otoritas yang diberikan kepada kita, di luar yang disuruhkan oleh Bapa kita.

Kita harus sadar diri akan posisi kita sebagai anak, berarti masih ada otoritas yang lebih tinggi daripada kita, yaitu otoritas Bapa kita. Karena itu kita harus sangat berhati-hati dan waspada agar ego kita tidak terpancing dengan bermacam-macam godaan yang didatangkan kepada kita melalui apa dan siapa saja.

Cobaan atau godaan berikutnya yang disodorkan Iblis kepada Yesus :

Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  

Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 

Iblis mengingatkan bahwa salah satu privilege anak-anak Allah adalah mereka diberi malaikat-malaikat yang akan selalu menjagai dan melayani mereka. Anak-anak Allah dapat memerintahkan apa saja kepada para malaikat tersebut, yang pasti akan mereka laksanakan, karena para malaikat itu terikat pada sumpah tugas mereka.

Iblis mengajukan ide kepada Yesus untuk mengetest apakah it works. Misal dengan menjatuhkan diri dari tempat tinggi, apakah akan terbukti para malaikat itu benar-benar menjagai seperti yang dikatakan Allah.

Ini adalah ide yang benar-benar kurang ajar. Niatnya ingin melecehkan (tidak menghormati / memuliakan) Tuhan atau Bapa kita. Maka untuk ke sekian kalinya Yesus melawan ide atau hasutan itu dengan firman Tuhan.

Kita sebagai anak-anak Allah yang diangkat sebagai anak karena Yesus Kristus, perlu sadar diri akan batasan-batasan kita. Walaupun kita diberi otoritas untuk memerintah malaikat sekalipun, kita jangan terbuai dengan godaan itu. Ingatlah bahwa Yesus saja telah mengosongkan Diri-Nya dan menempatkan Diri-Nya lebih rendah daripada malaikat:

Ibrani 2:9 (TB)  Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. 

Filipi 2:6-7 (TB)  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Perhatikan juga bahwa pada godaan kedua ini Iblis juga mengutip firman Tuhan dengan mengatakan "ada tertulis", tapi Yesus meresponinya dengan kesadaran bahwa Ia turun ke bumi bukan untuk tugas dilayani oleh para malaikat, melainkan untuk menebus dosa manusia. Di sinilah pentingnya kita menyadari apa tujuan dan misi kita hidup di dunia ini. Dengan demikian kita tidak mudah tergoda untuk mencobai Allah, Bapa kita.

Cobaan atau godaan ketiga yang dilancarkan Iblis kepada Yesus : 

Matius 4:8-11 (TB)  Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 

Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 

Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. 

Iblis ingin menawarkan pertukaran jiwa-jiwa manusia yang hendak ditebus Yesus dengan milik-Nya yang terbesar, yaitu kerajaan dunia ini. 

Iblis berpikir bahwa Yesus menginginkan kerajaan dunia, manusia dan segala isinya, yang semula adalah milik Allah tapi lalu jatuh ke tangan Iblis itu, untuk dikembalikan kepada Bapa-Nya.

Syaratnya sangat mudah.

Kerajaan itu akan seketika menjadi milik Yesus jika Yesus mau menyembah Iblis (mengakui Iblis sebagai Bapa).

Namun ide ini spontan ditolak oleh Yesus, karena Ia sadar sedang diadu domba untuk memberontak kepada Bapa-Nya.

Sebagai anak-anak Allah, kita juga harus selalu sadar untuk tidak tergiur pada gemerlapnya dunia. Kita harus fokus pada tujuan dan misi yang telah ditetapkan oleh Bapa ketika menurunkan kita ke dunia. Jangan sampai kita menyetujui untuk menukarkan posisi, otoritas dan karakter keAllah-an kita dengan karakter duniawi. Jika kita harus direndahkan dan dihina karena kita tidak mampu secara materi, janganlah kita berusaha menaikkan martabat atau harga diri kita melalui materi atau harta benda duniawi. Jangan karena kita ingin dipuji atau tidak dipandang sebelah mata, lalu kita menghalalkan segala cara untuk "membeli" pujian itu.

Yesus sudah memberi teladan kepada kita, bahwa Ia lebih memilih jalan sunyi. Ketika orang banyak mengelu-elukan dan mencari-Nya untuk disembuhkan, ketika popularitas sedang menjemputnya dan Ia menjadi trending, buah bibir masyarakat, Yesus menghindar dari orang banyak ini.

Jalan sunyi yang dilakukan Yesus adalah meletakkan identitas-Nya sebagai Tuhan dan menempuh jalan sebagai manusia biasa, bahkan direndahkan dan disalibkan agar misi penebusan-Nya berhasil dan Ia mempermuliakan Bapa-Nya.

Kembali kepada kita, apakah jalan yang kita pilih untuk mempermuliakan Bapa kita?


Tidak ada komentar: