Google

Senin, 10 April 2023

KETUHANAN YESUS

Renungan hari pertama ini bertepatan dengan peringatan Paskah 09 April 2023.

Paskah adalah penggenapan janji Tuhan bahwa Tuhan akan mengutus seorang Mesias, untuk menyelamatkan dunia ini dari cengkeraman dosa selama-lamanya.

Apakah dosa itu?

Dosa adalah keterpisahan manusia secara tubuh, jiwa dan roh dengan Allah. Manusia tidak lagi memiliki akses untuk mendekat dan menikmati hadirat Allah selama masih berada di bawah kuasa dosa.

Sejak kapan manusia berdosa?

Sejak manusia pertama memutuskan untuk lebih mendengarkan dan mematuhi "suara" yang lain selain daripada Allah. Dengan kata lain, manusia tidak percaya dan mempercayai Allah dan lebih mempercayai yang lain. Sejak saat itu konsekuensi keputusan tersebut diwariskan turun temurun kepada keturunannya. Manusia tidak dapat lagi mendekat kepada Allah dan tidak mampu mengenal kebenaran, dan tidak dapat mengakses damai sejahtera, sukacita, cinta kasih, pewahyuan dan pencerahan ilahi.

Dosa menjauhkan kita dari hadirat Allah. Karena itu, agar kita kembali dapat mempunyai hubungan intim dengan Bapa Sorgawi kita, dosa harus dipatahkan kuasanya oleh sebuah kuasa yang lebih besar dan lebih suci bahkan mahasuci, yang berlawanan dengan karakteristik dosa yang tidak suci. Itu berarti harus berasal dari Roh Allah sendiri.

Tapi untuk dapat menghapus kuasa dosa yang mengikat manusia, Roh Allah ini harus turun ke dunia manusia, mewujud dalam rupa manusia, menjadi sama dengan manusia, dan menggantikan posisi manusia yang berdosa itu (menebus), sehingga terjadi pertukaran kepemilikan secara rohani (di alam rohani). Manusia yang semula berada di bawah kuasa dosa dibebaskan. Dan konsekuensi dosa yang semula harus ditanggungnya, ditanggung oleh Allah yang menjelma menjadi manusia. Karena yang berdosa harus ditebus dengan yang suci. Sesama orang berdosa (pendosa) tidak dapat saling menyelamatkan.

Agar dapat mengalami penebusan, maka orang berdosa ini perlu datang kepada Tuhan dan memohon langsung untuk ditebus dosanya. Tanpa pernyataan langsung dari si pemohon, kuasa penebusan tidak dapat terjadi. Karena walaupun Tuhan mahakuasa, Ia adalah Tuhan yang memberi kehendak bebas kepada manusia sejak dari mulanya. Manusia tetap diberi kebebasan untuk memilih dan memutuskan mana yang ingin diikutinya. Menjadi milik Tuhan atau menjadi milik dunia ini.

Roh Allah yang telah turun menjadi manusia adalah Dia yang kita kenal sebagai Yesus Kristus (Yang Diurapi). Dia yang Mahasuci telah berkenan hidup di antara orang-orang berdosa, agar mereka disadarkan dari dosanya, dan berbalik kepada Tuhan. Namun sebagaimana sifat utama dari dosa yaitu : ketidakpercayaan kepada Allah, itu jugalah yang terwariskan kepada manusia secara turun temurun. Sehingga ketika Yesus datang di antara mereka dan menyatakan KeTuhanan di dalam diri-Nya, manusia-manusia yang tidak percaya tersebut menolak-Nya dan bahkan membunuh Dia dengan menyalibkan-Nya. Sejak dari awalnya, dosa telah membutakan hati manusia sehingga tidak mampu mengenal dan percaya kepada Tuhan.

Maka sepanjang masa pelayanan-Nya di bumi, berkali-kali Yesus berkata, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Karena ketika seseorang mampu percaya kepada Allah dan kepada Yesus - yang adalah perwujudan dari Allah sendiri - itu berarti hatinya sudah berbalik kepada Tuhan. Ia sudah menang atas dosa, karena ia sudah mampu memilih yang benar. Kebenaran ada padanya. Dan manusia yang dibenarkan, diberi kuasa dan akses sebagai anak-anak Allah, sama seperti Yesus, sebagai yang sulung dari anak-anak Allah. Diberi privilege untuk menikmati hadirat Allah, damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih ilahi, terpuaskan secara rohani dan memperoleh keselamatan kekal.

Permasalahan yang muncul adalah bahwa tidak semua manusia mampu percaya bahwa Yesus adalah Roh Allah sendiri yang turun sebagai manusia untuk menyelamatkan yang berdosa. Ketidakmampuan percaya itu karena pikirannya masih diikat oleh dosa. Ia hanya percaya pada apa yang terlihat secara fisik atau apa yang dirasanya masuk akal saja. Perlu anugerah khusus bagi orang-orang tersebut agar bisa percaya.

Pintu masuk menuju anugerah itu adalah melalui pemberitaan. Jadi sifat manusia yang sulit percaya karena tidak mampu "melihat" ini, dipatahkan melalui cara "mendengar" pemberitaan firman Tuhan. Ketika benih firman telah masuk ke dalam hatinya, maka kuasa Tuhan akan mulai bekerja di dalam hatinya untuk menyadarkan (menumbuhkan benih iman percaya) dalam diri orang tersebut.

Demikian juga hal Ketuhanan Yesus, akan sulit dimengerti dengan akal manusia, hanya mampu dimengerti oleh iman.

Jika kita memang merindukan kebenaran, datanglah kepada Tuhan dan nyatakan saja permohonan kita kepada-Nya agar kita diberi iman untuk bisa percaya kepada-Nya, walaupun kita belum mampu percaya. Melangkah saja dulu, bertindak selangkah di depan dengan menyatakan kerinduan kita untuk bisa mengenal Tuhan dan kebenaran, maka kerinduan kita akan dijawab-Nya. Ia akan memberikan apa yang kita minta. Kita akan dimampukan-Nya untuk percaya.

Dosa akan terus menghalang-halangi kita datang kepada Tuhan. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Singkirkanlah kekerasan hatimu, dan bertekadlah untuk kembali kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab engkau.