Google

Rabu, 24 September 2008

START FROM ZERO

Adalah sebuah pengalaman yang indah ketika saya harus mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bernaung selama 5 tahun belakangan ini. Indah, karena sejak itu (tepatnya bulan Mei 2008 yang lalu), saya tidak lagi berstatus karyawati yang terikat dengan jam kerja 8 to 5, melainkan menjadi manusia bebas sepenuhnya.
Indah, karena sejak itu mau tak mau saya menyandarkan hidup saya ke dalam pemeliharaan Tuhan sepenuhnya, menggantungkan diri pada belas kasihan dan anugerahNya semata-mata dan bukan lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri lagi, karena saya tidak lagi memiliki penghasilan tetap yang biasanya saya andalkan dan saya banggakan.

Sebetulnya bisa saja saya mencari pekerjaan lainnya sebagai pengganti. Tapi usia yang sudah kepala 4 ini ingin saya syukuri dalam bentuk menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri. Sudah lama saya memiliki mimpi untuk bekerja di rumah sambil bisa menemani anak setiap harinya. Dan ini adalah kesempatan yang sudah lama saya tunggu-tunggu. Memang, sungguh tidak mudah memasuki masa transformasi dari seorang pekerja menjadi wiraswasta. Dari orang yang biasa menerima gaji tetap menjadi berpenghasilan tak menentu. Dari yang semula berhubungan dengan banyak orang harus bekerja sendirian. Tapi bagaimana pun, dalam hidup ini tentu tak melulu duka dan derita. Di balik semua peristiwa, selalu ada suka dan hikmahnya. Begitu pun yang saya alami.

Saya mengawali babak baru dalam kehidupan saya ini dengan berjualan kue. Dari yang semula ”nol” di dunia dapur dan masak memasak, dalam tempo 2 bulan saya sudah bisa membuat dan menjual hasil produksi perdana saya, (hehehe... tidak percuma berguru pada mama). Saya menitipkan kue-kue buatan saya di kantor adik-adik saya. Meskipun skalanya masih sangat, sangat kecil, tapi saya bangga bahwa akhirnya saya bisa mengalahkan kegentaran dan rasa tidak percaya diri ketika harus terjun ke ”dunia” ini. Ada kalanya timbul rasa ingin menyerah saja ketika gagal melulu sewaktu membuat kue-kue percobaan. Atau rasa gagal yang menyerang kala kue-kue kurang laku dan terpaksa ”dipulangkan”. Mana masih dikejar-kejar perasaan kuatir apakah hidup saya di hari esok masih bisa berlangsung mengingat penghasilan kini tak seberapa dan tak menentu pula?

Tapi di sinilah justru karya Tuhan terjadi atas hidupku. Dulu sewaktu masih bekerja, dan ingin memutuskan berhenti untuk usaha sendiri, tak juga muncul rasa berani. Takut ini, kuatir itu. Herannya, justru setelah dijalani, nyata betul pemeliharaan Tuhan dari hari ke hari. Setiap kali ketika saya mulai bertanya-tanya, dari manakah akan datang pertolonganku? (Mazmur 121:1), berkali-kali pula Tuhan langsung memberi jawab tepat pada waktunya. Sungguh luar biasa! Tak terlukiskan dengan kata-kata. Penghiburan, semangat, kesempatan, dukungan bahkan mujizat, Ia berikan kepada saya hanya untuk membuat saya percaya, bahwa hidup saya terjamin di tanganNya. Karena itulah pada kesempatan ini, mudah-mudahan tulisan ini mampu menguatkan para pembaca yang punya pengalaman mirip dengan saya, yang sering meragukan kasih dan pemeliharaan Tuhan.

Rejeki bukan dicari tapi diberikan (=dianugerahkan).
Hidup kita bukan untuk mencari uang, tetapi melakukan yang terbaik dalam segala pekerjaan yang menjadi bagian kita, sedangkan urusan upah adalah bagian Tuhan.
Jika kita bekerja dengan niat baik dan sungguh-sungguh serta selalu mensyukuri berkat Tuhan yang paling kecil sekali pun, percayalah bahwa Tuhan tidak akan menelantarkan kita. Tuhan sudah menciptakan kita, Tuhan pula yang akan bertanggungjawab memenuhi segala keperluan kita. Jangan kita dipenuhi rasa kuatir yang membuat kita jadi menganggap sepi dan meniadakan bagianNya. Jangan kita mengambil bagian yang bukan bagian kita, dan menjadikan diri sendiri menjadi penanggungjawab sepenuhnya atas hidup kita. Jika itu kita lakukan, maka tak heran kita senantiasa merasa letih dan stress. Tuhan ingin kita menikmati hidup. Merasa cukup. Dan mengembangkan bakat dan talenta kita sebaik-baiknya. Tuhan akan memfasilitasi segala keperluan kita, jika kita memang serius dan bersungguh-sungguh menjalaninya.

Semoga Anda diberkati.

Salam