Berbicara soal ketaatan, saya sendiri adalah orang yang sangat sulit untuk taat. Karena saya sulit respek pada orang lain, bahkan terutama pada mereka yang memiliki otoritas atas saya. Saya memiliki trust issue pada mereka yang no action talk only. Karakter saya keras dan tidak mudah menurut. Selalu punya kecenderungan melawan dan memberontak. Hal ini juga mempengaruhi hubungan saya dengan Tuhan. Akibatnya saya jadi banyak menghabiskan waktu untuk berputar-putar di padang gurun seperti bangsa Israel selama berpuluh tahun.
Belakangan baru saya menemukan bahwa akarnya adalah kepahitan pada orangtua yang sering meremehkan kemampuan saya. Saya merasa tidak dipercaya dan selalu direndahkan. Hal ini membuat saya selalu ingin melawan dan membuktikan kemampuan diri.
Setelah mengenal Tuhan secara pribadi, inilah pertarungan terbesar yang harus saya hadapi setiap hari. Ego saya selalu menang, sampai-sampai Tuhan harus menghajar saya dengan berbagai pengalaman yang tidak enak. Tiga puluh lima tahun saya berkelana dengan sepak terjang yang menyedihkan dan tidak memuliakan nama Tuhan. Sampai akhirnya buahnya pun matang, dan saya pun menyerah.
Saya pun memasuki pengalaman dipisahkan dan disendirikan selama 40 hari. Bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dalam setahun. Bahkan dengan puasa juga. Puasa makan, puasa bertemu dan berkomunikasi dengan orang, puasa medsosan. Kalau tidak salah ini adalah tahun kelima sejak saya mulai sering disendirikan. Kenapa sampai butuh tahun kelima? Karena setiap kali selesai 40 hari yang pertama, saya masih kembali lagi kepada gaya hidup yang lama, teman-teman yang lama, yang membuat saya terus berputar-putar di situ-situ saja.
Sejak akhir tahun 2022 (tepatnya pertengahan Oktober), saya merasa sudah tidak bisa lagi berkompromi dengan gaya hidup "dunia". Saya benar-benar memutuskan komunikasi dengan dunia, dan memutuskan untuk hanya mau mendengar satu suara saja yang menuntun di dalam hati saya, yaitu suara Roh Kudus, suara Bapa sendiri.
Rupanya keputusan ini pun belum sepenuhnya sempurna. Baru ketika mulai 1 Januari 2023 saya memutuskan untuk membaca Alkitab secara rutin dengan menggunakan jadwal harian, saya mulai diubahkan dari dalam.
Jadi inilah langkah iman saya :
1. Memutuskan suara Tuhan mana yang mau saya ikuti (karena sebelumnya saya banyak berkelana mempelajari berbagai macam ajaran agama dan aliran kepercayaan)
2. Setelah memutuskan untuk mengikuti tuntunan Roh Kudus, maka langkah ketaatan saya adalah bersedia membaca firman tertulisnya juga yaitu Alkitab, karena berasal dari sumber yang sama yaitu Bapa dan Kristus sendiri.
3. Mau meluangkan waktu sedikitnya 4 jam pertama setiap hari untuk merenungkan firman Tuhan dan berbincang-bincang dengan-Nya. Yaitu saat jalan pagi, saat merenung, saat menulis renungan, mendengarkan kotbah, membaca Alkitab.
4. Langsung melakukan yang diperintahkan Tuhan tanpa banyak dalih dan alasan. Misal, diingatkan untuk baca Alkitab, harus langsung dilakukan.
5. Melakukan dengan konsisten. Hari ini sudah hari ke-50 saya mulai membaca Alkitab secara teratur. Dan sudah terasa perubahannya. Roh saya semakin menguat dan perkasa. Tidak ada lagi keraguan dan kekuatiran sebagaimana yang sering saya alami sebelumnya. Merasa mantap di jiwa karena Tuhan begitu dekat dan mau berkomunikasi dengan saya setiap saat. Belajar konsisten ini dimulai ketika saya memaksakan diri duduk diam bermeditasi rutin setiap hari. Tubuh mulai terkondisi. Lalu saya diberi pelajaran melalui sakit mata saya, di mana saya harus rutin meneteskan obat mata 4-6x sehari pada jam-jam tertentu. Ini membangun kebiasaan "ingat" pada jam-jam tertentu dan tidak larut pada kesibukan yang mengganggu hubungan dengan Tuhan.
Demikianlah harga yang harus saya bayar untuk mengikut Kristus. Dan saya pun memperoleh kedamaian, sukacita, kemantapan, rasa percaya, yang kian hari kian menguat dalam diri saya. Itulah harta sejati yang tidak dapat dibandingkan dengan harta dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar