Jika kita sedang merasa patah, kehilangan bahkan kehabisan semangat, pernahkah bertanya pada diri sendiri, apa sumber semangat yang tak pernah ada habisnya?
Jawabnya adalah: NIAT BAIK.
Setiap niat baik yang muncul dalam diri kita adalah sumber semangat terbesar. Sifatnya internal dan tidak bisa habis atau lenyap, kecuali kita yang mengizinkannya.
Perhatikanlah, ketika kita mempunyai niat baik untuk membahagiakan orang yang kita cintai, ingin memberi hadiah untuk orang yang kita anggap berjasa, ingin menolong orang yang sedang kesusahan, kita seolah mempunyai energi baru untuk mewujudkannya. Semua rasa capek dan lelah seolah lenyap tak berbekas digantikan dengan hal-hal indah yang kita bayangkan ketika niat baik itu terwujud nantinya.
Niat baik juga memperlancar arus bantuan dan pertolongan dari Tuhan. Entah itu berupa dana atau fasilitas atau orang-orang yang tiba-tiba saja tersedia untuk mendukung kita. Niat baik merupakan energi positif yang luar biasa besar, sehingga tak heran daya pancarnya begitu kuat, begitu jauh menembus barikade halangan dan setiap aral yang melintang.
Tetapkan sebuah niat baik yang ingin kita lakukan setiap hari, maka hal tersebut akan menjadi sumber semangat kita pada hari itu. Jangan berpikir bahwa niat baik itu harus berupa hal-hal yang spektakuler. Kita bisa memulainya dengan hal-hal sederhana. Misalnya, hari ini saya ingin bersikap mesra pada pasangan saya. Hari ini saya tak hendak mengomeli anak saya. Hari ini saya akan bekerja dengan lebih serius dan sepenuh hati, cermat dan hati-hati. Hari ini saya ingin menyempatkan diri untuk mendengarkan sahabat yang hendak curhat. Hari ini saya ingin memberi sedikit uang bagi mereka yang membutuhkannya, dsb.
Niat baik bukan saja indah dan menggelorakan semangat, namun juga membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih disayangi. Mari berlomba-lomba mewujudnyatakan sebuah niat baik, dan yakinlah bahwa hidup Anda akan menjadi lebih berenergi.
Selain mengetahui sumber semangat terbesar kita, kita juga perlu mengenali berbagai jenis pelemah semangat kita. Ada yang bersifat internal (dari dalam diri sendiri) ada yang eksternal.
Pelemah semangat internal antara lain: adanya dendam yang tak kunjung diselesaikan, rasa benci, trauma, kuatir dan cemas yang berlebihan, ketakutan, iri hati, rasa bersalah, kesombongan, dsb.
Sementara yang eksternal contohnya adalah kritik yang tidak membangun, fitnah, gosip, penghakiman sepihak, kesalahpahaman, dll.
Diam dan amati ketika tiba-tiba ada orang yang sibuk mendera kita dengan berbagai kritik yang bersifat menghukum dan menghakimi. Jangan bereaksi. Dengarkan saja. Biarkan berlalu jika memang bukan itu kebenarannya. Karena kritik yang tidak membangun, hanya membuat luka tapi tak membalutnya. Hanya membuat kita merasa bersalah, tapi tak memberi solusinya. Jika kita berlama-lama menanggapinya, jangan heran jika semakin lama semangat kita semakin menipis dikikisnya.
Tetapi kritik yang membangun, yang didasarkan pada niat baik dan cinta kasih, akan selalu menginspirasi kita untuk memperbaiki diri. Kritik yang membangun bukan hanya melempar kata-kata tanpa tanggung jawab, tapi juga menyiapkan diri untuk menerima kekurangan kita dan menolong kita membangun citra yang lebih baik. Kritik yang membangun tidak hanya menghakimi dan menyalahkan, tetapi memompakan semangat di balik kelemahan kita.
Semoga kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang menyemangati setiap orang di sekitar kita.
Salam,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar