Google

Sabtu, 04 Oktober 2008

MENGUBAH SAMPAH MENJADI EMAS

  • Sampah dapur (jumlahnya 30-40% dari sampah yang dihasilkan masyarakat) dipisahkan antara yang belum dimasak dan yang sudah dimasak.
  • Sampah dapur dari makanan yang telah dimasak kemudian dimasak ulang sebanyak dua kali dengan temperatur tinggi, lalu dijadikan makanan babi.
  • Sampah dapur dari makanan yang belum dimasak, termasuk tulang, akan dihancurkan dan dicampur dengan bubuk kayu lalu difermentasi. Setelah 9-10 hari makanan ini akan menjadi pupuk organik yang sangat baik untuk pertanian.
  • Sampah plastik akan diubah menjadi bahan isian untuk bantal, boneka, kasur dan mantel.
  • Gabus dan plastik tebal dijadikan rak baju, pot bunga dan material bangunan.
  • Botol kaca dan beling dihancurkan menjadi bahan untuk batu bata, aspal, kursi dan meja.
  • Kertas bekas akan diolah menjadi kertas baru. 1 ton kertas bekas bisa menghasilkan 800 kilogram kertas baru. Bandingkan jika membuat kertas baru dari batang pohon diperlukan 20 batang pohon berusia 20-40 tahun.
  • Barang-barang elektronik bekas, sepeda bekas dan furniture rusak dikumpulkan di satu tempat dan diperbaiki oleh tukang-tukang yang sangat terampil. Setelah dicat ulang kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat murah. Cara ini sangat membantu bagi masyarakat kalangan bawah untuk mendapatkan barang yang baik dengan harga terjangkau.
  • Sementara itu debu dan endapan pembakaran dari insinerator dapat digunakan sebagai penutup galian infrastruktur kota dan urukan lahan pembangunan. Bahkan saat ini Pemerintah Kota Taipei sedang meneliti kemungkinan bahan-bahan sisa tersebut dapat diolah menjadi semen.

    Nah semoga gerakan Pemerintah Kota Taipei ini dapat ditiru oleh masyarakat bangsa kita, sehingga kerusakan alam yang lebih parah dapat dicegah.

Sumber: Kompas, 3 Oktober 2008

Tidak ada komentar: