Google

Rabu, 03 Oktober 2007

RILEKS!

Dalam masa transformasi 150 hari yang saya canangkan, saya belajar banyak hal.

Salah satu di antaranya adalah bagaimana meditasi membantu saya mencapai apa yang saya inginkan.

Bagi saya meditasi adalah sebuah jalan, bukan tujuan.
Meditasi adalah suatu pengkondisian untuk mencapai tujuan.
Sementara TUJUAN adalah apa yang kita inginkan, apa yang kita cita-citakan, apa yang kita impikan, bahkan apa yang kita pilih dalam setiap persimpangan jalan hidup kita....

Dalam kasus saya misalnya:

Tujuan saya menjadi LEBIH SABAR, jalannya melalui meditasi.
Tujuan saya menjadi LEBIH TANGGUH, jalannya melalui meditasi
Tujuan saya menjadi LEBIH KREATIF, jalannya melalui meditasi
Tujuan saya menjadi LEBIH KAYA, jalannya melalui meditasi

Jadi dalam hal ini meditasi membantu saya mencapai kondisi agar bisa menerima apa yang saya inginkan tersebut.

Kondisi apa yang dimaksud?

Yang pertama adalah RILEKS.

Situasi zaman yang penuh target dan tenggat waktu membuat kita sering kehilangan ketenangan. Kita senantiasa bergegas, terburu-buru, berkejaran dengan waktu. Alhasil pikiran kita menjadi tegang seperti benang yang ditarik kencang dari dua arah yang berlawanan. Kita mudah tersulut emosi, sulit bertoleransi dan menerima perbedaan. Kita sulit membuka pikiran bagi ide-ide baru yang transformatif. Ketegangan membuat otak reptilian kita berkuasa. Kita seperti binatang yang sibuk bersiaga ketika merasa terancam oleh musuhnya.

Ketegangan membuat kita tidak produktif dan tidak kreatif. Karena ketegangan membuat sel-sel otak kita menjadi tersumbat. Kita menjadi sulit berpikir, seolah-olah otak kita ada yang membelenggu sehingga tak dapat bekerja dengan bebas dan leluasa.

Keadaan gundah, gelisah, khawatir, takut, tertekan, tegang.... semuanya juga mencirikan ketidaktenangan. Ada pendapat yang mengatakan stress baik untuk melecut motivasi. Tapi saya sudah mengalami bahwa keadaan rileks jauh lebih baik untuk memacu kreativitas.

Tidak mudah bagi saya untuk berpendapat demikian, karena tipe saya yang choleric terbiasa keras terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain. Hidup saya selama ini lebih banyak diwarnai dengan ketegangan dan karenanya juga....konflik. Namun melalui meditasi, saya belajar bahwa hidup rileks lebih nyaman dan bahagia...

Kondisi rileks ternyata membuat hati menjadi nyaman.
Saya bisa merasa bahagia, riang dan mudah bersyukur.
Selain itu pikiran saya menjadi lebih lentur, lebih fleksibel, lebih mudah beradaptasi, lebih reseptif dan lebih mudah dibentuk oleh ide-ide baru yang muncul, nasehat-nasehat yang semula kurang/tidak saya pedulikan.
Hati menjadi lebih lapang untuk menerima perbedaan, juga kekeliruan.... Dan kondisi ini memicu kreativitas bekerja lebih dahsyat dari biasanya.

Dalam kondisi rileks kita tahu bahwa kita tidak sendiri...

Dengan kondisi yang mudah bersyukur dan merasa riang gembira kita menjadi lebih dekat kepada Tuhan... yang adalah kebaikan adanya. Kita menjadi semakin dekat dengan kebaikan semesta (sesuai Law of Attraction).

Keadaan rileks membuat kita lebih mudah menerima kelemahan orang lain dan diri sendiri, kita menjadi lebih pemaaf.... Orang yang pemaaf juga menarik kebaikan mendekat kepadanya...

Keadaan rileks membuat kreativitas kita mengalir dengan deras, karena ketegangan yang sering menghambat sel-sel otak untuk berkreasi dilemahkan....

Dari sisi spiritualnya, keadaan rileks membuat kita bisa mendengar suara batin kita, mendengar suara Roh Pembimbing kita yang sedang membantu dan mengarahkan kita menuju keadaan yang lebih baik atau membantu mewujudkan apa yang kita inginkan.

Seperti yang dijelaskan dalam buku Journey of Souls, seorang yang ingin bisa mendengarkan petunjuk roh pembimbingnya seyogyanya....

... mereka harus terlebih dahulu menyingkirkan apapun yang mengganggu pikiran, untuk bisa reseptif menerimaku (roh pembimbing - pen.). Ini akan sulit, jika mereka tidak tenang.... (hal 260)

Salah sebuah ayat di kitab suci juga mengatakan....

... dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu....

Jangan terburu-buru ingin segera mewujudkan apa yang kita impikan. Dahulukan dan prioritaskan keadaan tenang (rileks) – yang adalah sumber kekuatan sejati di dalam diri kita - baru semua yang kita inginkan akan menyusul kemudian. Ini sesuai benar dengan ayat favorit saya di Alkitab:

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu... (Mat 6:33)

Yang dimaksud dengan "Kerajaan Allah" di sini adalah:

Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17)

Jadi singkatnya: Sebelum kita menginginkan impian kita terwujud, utamakanlah atau prioritaskanlah tumbuhnya rasa damai dan sukacita (rileks) di dalam diri sehingga kita menjadi selaras dengan kebaikan semesta.

Salam

Tidak ada komentar: