Google

Jumat, 10 Agustus 2007

Karakter Yang Matang

Kita sudah bicara tentang diri kita sebagai mahluk spiritual. Kita juga sudah bicara tentang tujuan akhir dari keberadaan kita di alam semesta ini, yakni pertumbuhan karakter kita. Pertanyaan selanjutnya adalah, bertumbuh sampai menjadi apa?

Kita semua tahu hukum pertumbuhan di bumi ini. Saat benih tanaman ditaburkan dan berkolaborasi dengan unsur hara di dalam tanah, ia pun mulai bertumbuh. Mula-mula akarnya, kemudian batang, daun dan bunga. Puncak pertumbuhan suatu tanaman adalah ketika ia menghasilkan buah, dan buah itu pun masih terus bertumbuh, dari kecil dan muda menjadi besar dan matang. Keadaan buah yang matang ini siap dinikmati (baca: memberikan dirinya) untuk pihak lain. Buah yang matang pun ada bermacam-macam kualitasnya. Kualitas unggul tentu lebih diincar oleh penikmatnya. Jadi, pencapaian tertinggi dari suatu tanaman adalah menghasilkan buah yang matang dan berkualitas unggul.

Demikian juga kita sebagai mahluk spiritual, pencapaian tertinggi kita adalah mempunyai karakter yang matang dan unggul. Seperti digambarkan oleh Dr. Michael Newton dalam Journey of Souls, kelompok roh juga terdiri dari kelas-kelas tertentu sesuai tingkat kematangannya. Ada roh yang belum matang; roh menuju matang dan roh yang matang. Roh yang belum matang mempunyai sasaran transformasi terdekat menjadi roh menuju matang. Roh menuju matang selanjutnya akan terus memperbaiki diri agar menjadi roh yang matang, dst.

Newton dalam buku versi Indonesianya, hal 242 menuliskan:

Beberapa indikasi dari roh yang matang adalah memiliki kesabaran terhadap masyarakat dan menunjukkan kemampuan menangani sesuatu dengan luar biasa. Yang paling menakjubkan adalah wawasan mereka yang begitu mendalam..... Mereka bisa dijumpai dalam semua jalan kehidupan, tetapi seringnya dalam profesi pelayanan atau menentang ketidakadilan dalam masyarakat dengan gayanya sendiri-sendiri. Tanpa dimotivasi oleh mencari keuntungan pribadi, mereka mungkin mengabaikan kebutuhan fisik mereka sendiri dan menjalani hidup yang tarafnya di bawah rata-rata...

Newton memberi contoh roh yang matang ini salah satunya adalah Mother Teresa, yang...
tanpa memperlihatkan kelebihan diri, pencapaian mereka bersumber pada upaya memperbaiki kehidupan orang lain. Mereka tidak begitu berfokus pada masalah institusional, namun lebih pada peningkatan nilai-nilai individu.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana menjadi roh yang matang?
Menurut Newton (hal 354) : Kita tidak perlu mengubah siapa diri kita dalam kaitannya dengan pengalaman hidup, namun kita perlu mengubah reaksi negatif kita terhadap peristiwa negatif yang ada.

Wah, kata-kata terakhir ini sungguh powerful. Saya jadi teringat postingan Jennie S. Bev tentang A Message of Gratitude tanggal 3 Agustus 2007 yang lalu:

Setiap hari pasti ada yang saya syukuri, walaupun kadang-kadang terasa “tidak ada apa-apa yang bisa disyukuri,” jika sedang bete habis. Tapi kalau dipikir-pikir, pasti ada. Hal-hal kecil yang kelihatannya biasa-biasa saja, sering kali merupakan sesuatu yang istimewa. Just think and feel it, you’ll find it.

Ini salah satu contoh bagaimana bereaksi positif terhadap peristiwa negatif yang sedang dialami (Thanks Jen).

Saya ingin menutup postingan hari ini dengan sekali lagi mengutip tulisan Newton hal 181:

Jika kita menjadi marah, benci dan bingung oleh berbagai situasi kehidupan, hal itu tidak lantas berarti bahwa kita memiliki roh yang belum berkembang. Perkembangan roh adalah persoalan rumit di mana kita semua maju setingkat demi setingkat di bidang dan pendekatan yang berbeda-beda. Yang penting bagi kita adalah: mengenali kesalahan, menghindari penyangkalan diri dan memiliki keberanian serta kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang terus menerus dalam hidup.

Semoga kita semua terus bergerak dan bertumbuh menjadi pribadi yang matang dan unggul sehingga keberadaan kita dapat menjadi manfaat bagi orang lain dan lingkungan di sekitar kita.

Salam,

8 komentar:

Jennie S. Bev mengatakan...

>Yang penting bagi kita adalah: mengenali kesalahan, menghindari penyangkalan diri dan memiliki keberanian serta kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang terus menerus dalam hidup.

Bagus sekali, Ester. Ini inti kemajuan apapun, termasuk roh. Roh saya jelas masih jauh dari matang. :) Buktinya masih suka "mejeng" di muka kamera.

Jennie

Ester S.Devi mengatakan...

Hahaha.... :)

Anonim mengatakan...

Saya pernah mendengar konsep dari rekan saya mengenai "Su Tao". Menurut beliau, setiap orang akan mendapat semacam "ujian". Bilamana berhasil lulus, maka akan "naik tingkat". Lalu saya tanya, bagaimana bisa tau lulus atau tidak ? Katanya, nanti akan ada "pengawas" (mirip cerita pinokio kali ya, yang diawasi oleh Jimmy jangkrik). Pengawas ini akan laporan pada "suhu". Berdasarkan laporan ini, maka akan menentukan "lulus" ujian atau tidak. Nah, saya tidak mengatahui dengan pasti, apakah konsep itu berhubungan dengan "roh" ?

Ester S.Devi mengatakan...

Dalam hal ini saya sependapat dengan rekan Anda. Istilah SUHU menurut Anda digambarkan dengan sangat detail oleh Dr Newton sebagai sosok Roh Pembimbing. Setiap kelompok roh dan kita sebagai mahluk roh memang mempunyai sedikitnya satu roh pembimbing. Baca juga testimoni Denise Lynn, seorang pakar Fengshui di Amerika yang pernah mati suri dan sejak saat sadar kembali ia senantiasa berkomunikasi dengan Roh Pembimbingnya (buku Lynn: Fengshui for the Soul).
Semoga menjawab.

Anonim mengatakan...

Saya baru tahu ada buku yang mengulas mengenai "Roh Pembimbing". Apa bisa diulas di blog ini, juga ? Lalu bagaimana cara berkomunikasi dengan Roh Pembimbing itu ? Apakah harus dengan meditasi atau dengan ritual tertentu ? Tapi mestinya tidak harus selalu dengan mati suri :-)

Ester S.Devi mengatakan...

Hahaha...
Tentu tidak harus mati suri dulu...:-)
Memang rencananya mau saya ulas di sini karena ini topik yang sangat seru dan menarik. Hidup saya sendiri pun berubah ketika saya mulai meng"orang" kan Roh Pembimbing saya, begitu saya membaca tentang RP ini di Journey of Souls.
Terimakasih untuk supportnya.

Salam

Anonim mengatakan...

Apa yang dimaksud dengan meng"orang"kan Roh Pembimbing, apakah ada penjelmaan ? :-)
Kalau buku Journey of Souls bisa didapatkan di toko buku mana, ya ?
Apakah isi bukunya semacam "metafisika" ? Atau fiksi ? :-)

Ester S.Devi mengatakan...

Meng"orang"kan maksudnya menyadari bahwa dia ada. Sebelum ini saya tidak menganggap dia ada, dan ternyata itu menyusahkan saya sendiri, karena sebetulnya kehadirannya adalah untuk mendampingi dan menolong saya. Setelah saya mengubah pandangan saya, dan mengajak dia berdialog batin sekalian minta maaf atas sikap saya selama ini kepadanya, waow, sejak itu hidup saya dipermudah. Beberapa kali setiap saya hendak mengalami kesulitan, seperti sudah ada yang memberi tahu terlebih dahulu. Misalnya waktu mau kena banjir, waktu mau dirampok orang di angkutan umum, waktu mau ke bank padahal banknya tutup, dst.
Bukunya ada di Gramedia. Mungkin di kelompok pengembangan diri. Ini termasuk jenis bacaan spiritual populer kok. O, ya... sebagian info tentang roh pembimbing sudah saya ulas di postingan hari ini. Untuk sedikit meredakan rasa penasaran Anda. Selamat hunting buku. Nanti gantian sharing ya kalo udah baca... Thanks