Google

Senin, 30 Maret 2009

Produk Cantik XS Project










Wah, produk-produk XS Project ini memang cantik-cantik ya?
Siapa sangka terbuat dari limbah plastik yang biasanya hanya berakhir di tong sampah?
Bagi yang berminat membelinya, bisa hubungi:info@xsprojectgroup.com
Semoga bermanfaat.

Selasa, 17 Maret 2009

Kasmi, Eksportir Tas dari Limbah Plastik

IBU KASMI memang makhluk yang amat langka. Betapa tidak? Limbah sampah dari bekas bungkus kemasan kopi bubuk, bekas pasta gigi (odol) dan bekas tas plastik (tas kresek) bisa dia ’sulap’ menjadi produk kerajinan tas berkualitas ekspor!


Dari limbah bekas bungkusan itu, wanita sederhana yang tinggal di kawasan Pisangan Barat Ciputat itu bisa menembus pasar ekspor hingga Amerika, Dubai (Uni Emirat Arab), Australia dan Singapura. Nilai ekspornya pun nggak main-main.

Omzet penjualan perbulan dari ekspor tas berbahan bungkusan bekas itu ke Singapura dan Dubai saja mencapai sekitar Rp 30 jutaan perbulan. Itu baru ke Singapura dan Dubai. Lantas berapa omzet ke Amerika dan Australia?

“Untuk omzet ke Amerika dan Australia, nggak usah disebutin angkanya deh. Malu!” kata Ibu Kasmi, seperti dilansir buku “10 Pengusaha UKM Penggugah Inspirasi” karya Agung Budi Santoso, dkk. Selain ke luar negeri, omzet jutaan rupiah juga tercetak dari penjualan di dalam negeri. Ibu Kasmi tak menjual tas-tas produknya di sembarang tempat.

Di dalam negeri, tas-tasnya ‘mejeng’ di etalase-etalase bergengsi antara lain Hero Supermarket, etalase kerajinan tangan di Hotel Kristal Jakarta, serta 15 toko-toko dan supermarket terkemuka lainnya di Jakarta dan sekitarnya.

Suksesnya menjadi wirausahawan unik dengan memanfaatkan limbah bekas bungkusan itu sampai menarik perhatian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Para istri dubes dan staf-stafnya sampai penasaran, hingga bertandang ke rumahnya yang berlokasi tak jauh dari gedung Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang. Entah sudah berapa penghargaan dia terima dari berbagai departemen dan instansi pemerintahan lantaran usahanya yang mendatangkan inspirasi namun juga ramah lingkungan.

“Sayang banget kan, kalau bungkus kopi, bungkus minyak goreng dan tas kresek yang kondisinya masih bagus itu cuma jadi tumpukan sampah? Padahal kalau dimanfaatkan bisa jadi tas-tas bagus seperti ini,” ujar Ibu Kasmi memamerkan tas-tas bikinan dia dengan label The Happy Trash Bag.

Yang menarik, usaha kerajinan tas berbahan limbah yang dikelola Ibu Kasmi tidak semata-mata berorientasi bisnis. Itu terbukti dari kalangan karyawan yang dipekerjakan, semuanya adalah siswa-siswa Sekolah Luar Biasa (SLB). Ada yang tuna rungu, ada pula yang tuna wicara, sebagian lainnya adalah karyawan dari kalangan ibu-ibu rumah tangga kurang mampu yang tinggal di sekitar rumahnya. “Misi usaha saya semenjak awal memang membuat mereka (siswa-siswa SLB) itu punya jiwa mandiri dengan ketrampilan yang mereka miliki,” tuturnya.

Entah sudah berapa kali, Ibu Kasmi dihubungi oleh perusahaan-perusahaan produsen bubuk kopi, pasta gigi dan minyak goreng yang menawarinya kerjasama, namun ditolaknya. Wanita gigih ini ditawari pasokan bungkus-bungkus produk-produk mereka yang benar-benar masih baru dan jelas-jelas kondisinya bersih, tapi semua itu tak membuatnya tergoda. “Bagaimana kalau Ibu Kasmi kami pasok kemasan bungkus yang masih baru dengan harga lebih murah dibanding harga pemulung?” kata Kasmi, menirukan tawaran dari perusahaan terkait.

Namun Kasmi selalu menolak secara tegas. “Saya selalu memilih membeli bungkus-bungkus bekas kemasan dari para pemulung. Biar kondisi bungkusnya agak kotor, dan harus dibersihkan dulu, nggak masalah. Ya, itu tadi, ini bukan semata-mata bisnis, tapi juga sosial,” tuturnya.

Pendek kata, usaha Kasmi memang punya misi untuk memberdayakan pemulung, anak-anak pelajar SLB dan wanita dari keluarga miskin.

Bahannya Murah Meriah, Menjelma Jadi Barang Mahal

KARYA tangan dingin Ibu Kasmi memang menakjubkan. Sebuah produk tas cantik berbahan bekas bungkus kopi bubuk bisa menembus pasar Amerika, Dubai, Singapura dan Australia dengan harga bervariasi, sesuai ukuran. Untuk tas berukuran M misalnya, dibanderol dengan harga Rp 75 ribu. Sementara yang ukuran S dijualnya seharga Rp 55 ribu. Adapun yang ukuran L diekspornya seharga Rp 85 ribu.

Tentu harga tas-tas itu lebih miring untuk pasaran dalam negeri. Produk yang sama dijualnya seharga Rp 20 ribu (ukuran S), Rp 40 ribu (M) dan Rp 50 ribu (L). Tentu tas-tas mungil itu cukup mendatangkan keuntungan menarik bila ditilik dari biaya produksinya yang murah meriah. Coba bayangkan! Ibu Kasmi membeli bahan baku dari pemulung seharga Rp 5 ribu untuk perkilogram bekas bungkus kopi.

Sementara dari tiap kilogram bahan baku dari pemulung itu bisa dijadikan 4 buah tas mungil. Itu artinya, biaya bahan baku untuk tiap tas hanya sebesar Rp 1.250. Namun masih ada biaya kecil-kecil lain sebesar Rp 5 ribu guna membeli pita dan kain tipis untuk pelapis bagian dalam, yang masing-masing tasnya berbiaya sekitar Rp 5 ribu. Singkat cerita, total biaya untuk tiap tasnya hanya Rp 6.250. Di luar biaya itu, masih ada biaya ongkos produksi, yakni gaji bulanan para karyawannya yang berjumlah enam orang. “Biaya makan siang anak-anak tentu nggak terlalu saya hitung. Wong mereka itu anak-anak (asuh) saya sendiri,” ujarnya. Biaya lainnya, tentu komponen ongkos pengiriman. Luar biasa bukan? Dari sebuah produk tas berbiaya murah meriah itu bisa menjelma menjadi produk tas kualitas ekspor seharga Rp 55 ribu - 85 ribu.

Tas Kresek Pun Ikut Mendunia!

SELAIN tas berbahan bekas bungkus kopi, Ibu Kasmi juga mengolah bekas tas plastik (ibu-ibu rumah tangga biasa menyebutnya ‘tas kresek’) menjadi produk tas mempesona. Anda tentu tak asing lagi kan, dengan tas plastik yang diberikan cuma-cuma saat berbelanja di swalayan, minimarket atau supermarket?

Barangkali tas plastik bekas berbelanja begitu menumpuk di rumah hingga terbuang-buang percuma. Namun di tangan Kasmi, lagi-lagi bisa disulap menjadi produk spektakuler! Sebuah tas berbahan bekas tas plastik dieskpornya ke luar negeri dengan banderol Rp 50 ribu pertas. Sementara untuk pasaran dalam negeri bisa terjual Rp 30 ribu per tas. “Bahan bakunya ya dari tas plastik bekas berbelanja. Artinya, saya kumpulin sendiri tas-tas plastik yang saya dapat sehabis berbelanja di mal atau swalayan. Jadi enggak beli bahan bakunya. Kalaulah beli, belinya di mana? Mana ada orang jual bekas tas plastik,” ujarnya, setengah bertanya. .

Wanita yang pernah menjadi juru masak (koki) di Kedubes Australia itu mengerjakan kerajinan tas berbahan bekas tas plastik itu dengan gaya santai. “Ngerjainnya sambil nonton teve, atau ngobrol ngalor-ngidul sama ibu-ibu tetangga,” katanya. Untuk produk tasnya yang satu ini nyaris tak berbiaya bahan baku, kecuali ikatan dari serat bambu untuk memperkuat bodi tas. “Kalau bambu, paling cuma berapa harganya. Di sekitar rumah juga banyak,” katanya. Kasmi memang tak bisa mengkalkulasi persis berapa biaya tenaga kerja. “Habis, niat saya kan justru memberdayakan tenaga kerja anak-anak (SLB) dan ibu-ibu kurang mampu,” timpalnya.

Selain berbahan limbah plastik, Kasmi juga membuat tas berbahan bekas kemasan pasta gigi (odol). Dari pemulung, dia belanja bahan baku bekas pasta gigi itu seharga Rp 5 ribu perkilogramnya. Tiap kilogram bekas kemasan odol bisa dijadikan dua tas cantik dengan permukaannya yang putih mengkilap. Memang tampak mengkilap, karena yang ditonjolkan di bagian luar adalah kemasan odol di bagian dalam yang berwarna putih perak mengkilap itu. Biaya produksi lainnya adalah pita dan kain pelapis bagian dalam tas senilai sekitar Rp 5 ribu untuk tiap tas. Dengan bahan murah meriah itu, produk tasnya yang satu ini terjual laris manis dengan banderol Rp 150 ribu.

Wanita kelahiran Solo itu memulai debut usaha uniknya itu dari iseng-iseng. Wanita berusia setengah abad itu awalnya cuma mengisi waktu ketika dia mengantarkan putrinya ke sekolah pada 1987 silam. Sembari menunggu jam pulang sekolah putrinya, Kasmi iseng-iseng merajut, eh ternyata bagus juga!

Nyaris tak ada limbah plastik yang sia-sia di tangannya, mulai dari bekas bungkus mie instan, deterjen, snack, kopi bubuk, minyak goreng, dll. Praktis, usaha sebenarnya sangat ramah lingkungan karena membantu mengurangi tingkat pencemaran, terutama polusi sampah plastik yang sulit membusuk. Kini, usaha kerajinannya yang dia namai Group of Deaf People (karena karyawannya anak-anak SLB tuna rungu) bisa memproduksi 3.000-an buah tas dan 500 boneka dalam sebulan dengan omzet puluhan juta rupiah.

Tawaran Gaji Rp 10 Juta Ditolak

ANEHNYA, semua kepintaran Kasmi memanfaatkan sampah plastik menjadi produk kerajinan cantik dan mahal itu dipelajarinya secara otodidak. Belakangan, ketrampilannya itu menarik perhatian sebuah kantor kedutaan asing di Jakarta yang beritikad merekrut dia sebagai tenaga ahli dengan gaji Rp 10 juta perbulan. Dengan gaji menggiurkan itu, Kasmi mendapat tugas untuk menularkan ilmunya itu dengan menjadi pengajar di sebuah lembaga yang dikelola kedutaan tersebut di Pondok Indah.

“Tapi tawaran itu saya tolak dengan halus. Gajinya memang sangat menggoda sih, tapi gimana dengan usaha saya, kalau saya jadi orang kantoran? Bagaimana pula nasib anak-anak SLB yang menggantungkan hidup dari usaha ini?” tanyanya. Kasmi malah membuka kursus kerajinan. Diilhami putrinya, lembaga itu memberikan prioritas kepada siswa tunarungu. Kini ratusan siswa telah menimba ilmunya tanpa ia pungut biaya satu sen pun. “Saya ingin mereka tidak dikucilkan,” kata ibu tiga anak ini.

Untuk mempromosikan produknya, Kasmi rajin mengikuti pameran, antara lain pameran di Hotel Soultan (dulu Hotel Hilton) Jakarta. Beberapa pameran eksklusif kerap diikutinya, seperti di Australian Woman Association. Selain produk tas, dia juga membuat boneka. Bahkan inovasinya sampai berbentuk dompet dan tas berbahan koran. Melihat animo pasar yang besar, ia kemudian mengganti bahan bakunya dengan kertas yang dilaminating. “Setelah itu, saya berpikir kenapa tidak dari sampah?” Belakangan, dia lantas memanfaatkan bekas bungkus mie instan. Itulah kisah wanita inovatif sekaligus penyelamat lingkungan dari pencemaran. (agung budi santoso)

Alamat kontak:

Ibu Kasmi
The Happy Trash Bag (Group of The Deaf People)
UKM pembuatan tas dan boneka berbahan bekas seperti sachet sabun, bekas kopi bubuk, kantong plastik bekas (shopping bag), bekas kemasan minyak goreng, dll oleh pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB).

Jl. SD Inpres No 79 RT 02 RW 09 Pisangan Barat Ciputat Telp (021) 749. 6784


Sumber: http://agungbudi.com/2009/02/bekas-bungkus-kopi-tembus-amerika/

Sabtu, 14 Maret 2009

Kreasi Kemasan Plastik Bekas

Sehari- hari, pasti ada saja bungkus bekas jajanan di setiap tong sampah maupun di jalanan. Kondisi tempat penampungan sampah, yang tepatnya di Leuwi Gajah Cimahi Selatan , Jawa Barat ini, sampah plastik ataupun sampah dari bungkus bekas jajanan, lebih mendominasi dibandingkan dengan sampah yang lainnya.

Maka dari itu, patutlah kita mendaur ulang bekas bungkus jajanan ataupun bungkus kopi (yang berbahan plastik) menjadi sesuatu barang yang berguna dan dapat dimanfaatkan.

Kenyataannya, banyak sekali cara untuk mendaur ulang plastik, terutama bekas bungkus berbahan plastik contohnya bungkus jajanan ataupun bungkus kopi. Tapi, di sini kami akan menyajikan salah satu daur ulang plastik yang berbahan dasarkan bekas bungkus jajanan, menjadi barang yang sangat berguna bagi kesaharian kita, yaitu tas. Mau tahu bagaimana cara membuatnya?

  1. siapkan bekas bungkus jajanan ataupun bungkus kopi sebanyak 200 buah (untuk penerapan, disesuaikan dengan keinginan ukuran tas) ; gunting ; benang kasur ; jarum.
  2. Gunting bagian- bagian plastik menjadi rata (tidak ada yang mengkerut), semua plastik yang dipakai, digunting sama besarnya.
  3. Setelah semua selesai dirapihkan, tentukan ujung plastik yang akan ditampakkan di depan.
  4. Kemudian lipat 4 bagian, seperti gambar di bawah ini.Lipat kembali dengan menentukan ujung plastik lebih rendah dari lawannya, (ujung plastik yang akan jadi icon/ tampak depannya, diletakan di dalam).
  5. Siapkan 2 plastik yang sudah dilipat kemudian masukkan ujung yang pendek ke dalam selipan plastik yang dihi mpit. dan begitu pula sebaliknya untuk ujung yang panjang.
  6. Lakukan secara zigzag, berulang kali. Untuk 200 buah bungkus jajanan/ bungkus kopi, buat rangkaian sampai 20 zigzag-an. Lakukan 3 kali. (tergantung keinginan panjang tas). (40×3=120)
  7. Untuk bagian bawah, buat rangkain sampai 10 zigzag-an. Lakukan 3 kali. (tergantung keinginan besar lebarnya). (20×3=60)
  8. untuk sisanya, yakni 20 bungkus kopi, dapat dirangkai menjadi tali tas ataupun penutup tas, tergantung kreativitas.
  9. (lebih jelasnya dalam teknik pelipatan dan perangkaian, lihat video “Daur Ulang Bungkus Berbahan Plastik”)
10. sambunglah seluruh rangkaian menjadi sebuah tas, dengan menggunakan benang kasur.

11. hasilnya, dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

(perlu waktu lebih dari 2 minggu untuk menyelesaikannya, tergantung banyaknya orang mengerjakan. maka kami menampilkan contoh yang berbeda dengan bahan dasar yang kami peragakan.)

selesai !

Silakan anda praktekan. Agar tumpukan sampah dari plastik berkurang, dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari- hari.

Sumber: http://sman13bandung.school-press.com/2009/01/13/daur-ulang-bungkus-berbahan-plastik-2/

BERKREASI DENGAN KALENG BEKAS

Rekan Andri melalui http://minebag.multiply.com/ membagikan cara memanfaatkan kaleng bekas (biskuit , susu) menjadi barang yang berguna dan cantik. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semua.

Salam,








Note:
Untuk cat pakai cat kayu atau cat besi. Di sini rekan Andri menggunakan cat merek kuda terbang, yang harganya berkisar Rp 6500 satu kaleng kecil, ada dijual di toko bangunan. Warna putih cat dasar dari cat yang sama. Mudah dan murah.
Semua warna termasuk putih pakai merk yang sama. Gak usah dicampur apa2 catnya, kuas langsung celup langsung oleskan, tapi hati2 saat mencelup jangan kebanyakan nanti bleberan kemana2. Jangan lupa beli tiner (ditoko bangunan juga) gunanya untuk mencuci kuas dan membersihkan cat yang berceceran. Di alasin koran atau plastik, supaya gak belepotan di lantai atau meja.

Selasa, 10 Maret 2009

XS Project - Tas Yang Menyelamatkan Lingkungan

XSProject adalah sebuah group yang dibentuk di Jakarta oleh Ann Wizer, seorang visual artist dan aktivis lingkungan (environmental activist).

Sebagai seorang pekerja seni, Ann Wizer mengekspresikan keprihatinannya dan tindakannya dalam melawan perusakan alam akibat limbah industri dan sikap konsumerisme yang berlebihan, dengan menggunakan sampah sebagai bahan dasar dalam setiap instalasi seni dan kostum yang ia ciptakan.

Sampah tersebut dapat berupa sampah plastik, sampah kertas, dan lainnya. Baik instalasi seni, instalasi fashion, hingga bahkan tote bag pertama dibuatnya dari bahan sampah, melengkapi kostum nya juga yang digunakan dalam sebuah pertunjukan.

Pada tahun 2002, Ann Wizer mendirikan XSProject di Jakarta yang ditujukan untuk menciptakan solusi bagi pencemaran lingkungan yang berlebihan dengan sampah industri tersebut. Selain mendaur ulang sampah menjadi produk yang berguna dan mengurangi pencemaran lingkungan, proyek ini juga turut mengikutsertakan komunitas pemulung dan pemungut sampah di Jakarta.


Mereka membeli harga sampah mereka dengan bayaran yang lebih tinggi guna meningkatkan taraf hidup mereka, para anak - anak pemulung juga diberikan kesempatan untuk belajar bersama dengan murid - murid Bristish International School, kemudian para pemulung dan kaum miskin lainnya juga diajarkan dan dipekerjakan untuk memproduksi produk - produk daur ulang tersebut.

Penggunaan material - material sampah tersebut menunjukkan betapa cara - cara kreatif dapat digunakan untuk mendaur ulang produk agar dapat digunakan kembali, sekaligus mengurangi pencemaran dan menciptakan sebuah kehidupan yang lebih baik.

Pada tahun 2004, project yayasan non-profit, XSProject Foundation, didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan pada masyarakat, sekaligus secara langsung membantu komunitas pemulung dan pengambil sampah agar mendapatkan akses dan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan harian mereka, pendidikan bagi anak - anaknya, kesehatan, perlindungan, dan tentunya untuk mengangkat harkat hidup mereka dari kemiskinan.


Anda dapat turut membantu yayasan ini baik dengan cara membeli produk - produk mereka yang tersedia di berbagai tempat maupun langsung menghubungi contact yang ada di situs resmi mereka. Anda juga dapat membantu dalam berbagai kegiatan mereka dan bekerja sama untuk meningkatkan keperdulian terhadap lingkungan pada masyarakat kita.

Sebagaimana bisa anda lihat pada foto - foto yang ada di sini, produk tas, tempat pencil, kantong penyimpanan mainan, hingga pouch - pouch cantik, semuanya terbuat dari plastik limbah baik deterjen, obat nyamuk, minuman, dan lainnya yang kita gunakan dan kita buang sehari - hari.

Meskipun terbuat dari sampah, tidak berarti produk mereka berkualitas buruk, malahan berkualitas sangat baik. Semua hasil jahitan rapih, bahkan bahan bagian dalam pun dilapis lagi, menjadikan semua produk - produk yang mereka jual menjadi lebih kuat dan dapat digunakan lama.

Tidak ada yang lebih baik daripada mendapatkan produk bagus yang kita tahu mampu membantu mengubah lingkungan dan kehidupan manusia yang berkaitan di dalamnya. Berbelanja, berbuat baik, dan mengubah tatanan dunia menjadi lebih baik. Saya yakin banyak member dan reader di Fasity ini yang punya keyakinan yang sama. For a better world and a better fashion world!

Situs resmi XSProject Internasional: http://xsprojectgroup.com/
News & Stuff XSProject: http://www.xsproject.blogspot.com/
XSProject Europe: http://www.xsproject.eu
E-mail: info@xsprojectgroup.com

Sumber: http://viliaciputra.multiply.com/journal/item/1307

Sabtu, 07 Maret 2009

KERAJINAN ANYAMAN DARI KEMASAN PLASTIK BEKAS

Menyulap sampah plastik menjadi benda berguna di rumah, ternyata tidak sulit. Asal punya niat kuat, tekun, dan sedikit bumbu kreatif, kemasan mi instan, kopi instan, atau kantong keresek bisa dianyam menjadi dompet, tempat pensil, tas, dan sajadah yang tidak kalah indah dengan buatan para perajin.

Berikut kiat dari Ny. Iyom Rochaeni, sang perajin limbah plastik, bagi Anda yang ingin segera melakukan sesuatu untuk mengurangi sampah plastik di rumah. Jika Anda kesulitan mengikuti langkah-langkahpembuatan kerajinan dari sampah plastik ini, Anda dapat menghubungi Ny. Iyom di Cihampelas Bongkaran No. 302/25 RW 15 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan, Bandung 40116, telefon 08172362436.

  1. Cuci kemasan plastik dengan menggunakan air, lalu lap hingga kering. Setiap kemasan memuat banyak gambar dan tulisan yang masing-masing dapat menjadi corak. Setelah menentukan corak yang akan ditonjolkan, gunting kedua ujung serta bagian tengah (atau samping, tergantung corak yang dipilih).
  2. Lipat kemasan secara horizontal menjadi tiga lipatan, serut dengan gunting untuk mematikan lipatan, lalu jepit. Lakukan hal yang sama dengan kemasan plastik sejenis.
  3. Lipat kemasan yang sudah dijepit ke arah vertikal, dengan pembagian 1/3 di bagian depan dan 2/3 di bagian belakang, lalu tautkan dengan kemasan lain yang sudah sama-sama dilipat.
  4. Gunting bagian kemasan yang berlebih, lalu selipkan masing-masing ujung kemasan ke bagian belakang. Lanjutkan anyaman dengan menautkan kemasan lain yang sudah dilipat di bawah anyaman pertama dan lakukan hal yang sama. Ingat, panjang anyaman harus genap. Panjang anyaman disesuaikan dengan jenis barang yang akan dibuat. Untuk tempat pensil, panjang anyaman cukup 8 kotak, untuk tas, panjang anyaman antara 24 sampai 30 kotak, sedangkan untuk dompet cukup 20 kotak saja.
  5. Jahit anyaman menggunakan jarum dan benang karung sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
  6. Tahap berikutnya adalah membuat alas anyaman. Bentuk anyaman menjadi balok dengan menjahit empat kotak di kanan dan kiri. Setelah itu, isi bagian alas yang kosong dengan kotak anyaman lain dengan cara menjahitnya. Dasar yang telah dibentuk dapat langsung disatukan dengan hasil anyaman bagian atas tadi. Tambahkan aksesori sesuai selera, seperti resleting, payet, atau kain lapis di bagian dalam. (Lia Marlia) ***
Sumber:
Artikel: http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=36643
Gambar: karya Khazinah, siswi XI IPS SMA 3 Annuqayah (http://madaris3annuqayah.blogspot.com/2007/06/perjalanan-sampah-plastik.html)


KERAJINAN DARI TAS KRESEK

Bagi yang ingin memanfaatkan tas kresek yang sudah tak terpakai lagi menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi, berikut langkah-langkah pembuatannya.

  1. Tas plastik bekas yang sudah tidak terpakai dikumpulkan lalu dicuci bersih.
  2. Kelompokkan plastik-plastik tersebut menurut warnanya, biasanya ada hitam, putih, merah, biru, dsb. (Bisa juga dipisahkan menurut ukuran serta ketebalannya, sehingga bisa lebih seragam).
  3. Potong melintang dengan ukuran 15 cm x 40 cm. Ukuran ini bisa diatur sesuai jenis produk yang ingin dihasilkan.
  4. Tentukan warna motif yang akan dibuat. Jika menginginkan tas motif merah hitam, maka plastik warna itu saja yang digunakan.
  5. Kaitkan potongan-potongan tersebut sehingga membentuk anyaman. Setelah saling terikat lalu disimpulkan membentuk segi empat. Begitu seterusnya sampai membentuk lembaran.
  6. Setelah membentuk lembaran, barulah dipotong/dibentuk lagi sesuai keinginan.
Langkah-langkah tersebut hanya teknik dasar saja. Masih perlu proses lebih lanjut untuk bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Disini dituntut sebuah kreatifitas dari sang pembuat.

Demikian, semoga bermanfaat.
Salam,

Sumber: http://onlinebuku.com/2008/11/02/tas-plastik-menjadi-tas-rajut/