Google

Minggu, 07 Desember 2008

MENGUBAH SAMPAH MENJADI EMAS (3)

Multilayer atau sampah kemasan produk isi-ulang yang sudah dibersihkan dikumpulkan dan siap dijadikan bahan baku produk daur-ulang seperti tas.

"Trashion, from waste to style"
, adalah program yang dicanangkan Unilever Peduli Foundation (UPF) untuk mengurangi dampak pencemaran kemasan plastik terhadap lingkungan.

Sebagaimana kita ketahui, selain sampah organik yang kemudian umumnya dimanfaatkan sebagai kompos, ada juga sampah non organik alias sampah yang tidak dapat hancur, di antaranya limbah kemasan plastik. UPF bersama-sama dengan para kader binaannya mencoba mereduksi limbah plastik bekas kemasan produk Unilever dengan cara mengubahnya menjadi barang-barang kerajinan daur ulang bernilai ekonomis. Di antaranya seperti tas laptop, dompet untuk telepon seluler, korden kamar mandi, tas berwarna merah dari limbah kemasan Royco, tas yang berukuran lebih kecil dari limbah kemasan plastik sabun Lux, kotak tempat sampah berwarna ungu dari limbah kemasan pewangi pakaian, tas belanja berwarna hijau, dibuat dari bekas kemasan cairan pembersih lantai, payung colorful kolase dari limbah kemasan berbagai produk, sampai dengan sandal biru muda yang catchy bertuliskan Molto!

Berdasarkan riset yang dilakukan di Surabaya pada tahun 2006, mengenai sampah post-consumer, hasilnya adalah sampah plastik yang dihasilkan di Surabaya sebanyak 96.000 ton/ per tahunnya, sekitar 10% dari total penghasilan sampah secara umum. Dari hasil ini, sekitar 4.000 ton/ per tahun ( sekitar 4 persen dari total sampah plastik) adalah sampah plastik dari packaging Unilever dan 45 persennya adalah plastik berlapis. Karena itulah kemudian UPF mengadakan Program Daur Ulang Sampah Plastik ini, untuk mengurangi pengaruh sampah plastik Unilever bagi lingkungan dan mengubah sampah multilayer yang harganya sangat murah itu (sekilo Rp 500) menjadi punya nilai.

Sejauh ini, usaha industri daur ulang biasanya menerima sampah plastik dari pengepul dan menolak kemasan langsung dari pabrik-pabrik. Sampah plastik jenis ini kemudian diubah menjadi pellet plastik yang dapat diubah lagi menjadi produk plastik daur ulang lain seperti mainan anak, vas, tali tambang dsb. Namun untuk plastik berlapis (multilayered plastic) teknologi pengolahannya belum banyak dikembangkan karena lebih rumit dan tidak memiliki keuntungan ekonomi yang viable. Dalam proses mengubah limbah kemasan plastik menjadi barang kerajinan, yang cukup sulit sebenarnya proses menjahit. Sebab, multilayer tersebut licin dan juga keras. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menguasai cara menjahit dan menghasilkan produk yang rapi.

Sampah plastik itu sebelumnya telah dipilah warga. Warga tidak mengirimkan sampah tersebut ke bank sampah melainkan ke rumah produksi Trashion.

Sebelumnya sampah-sampah ini dicuci dengan sabun dan pemutih desinfektan. Fungsi sabun adalah melepaskan kotoran-kotoran yang menempel di kemasan, sedangkan pemutih desinfektan untuk menghilangkan kuman dan bakteri selama lebih kurang 30 menit. Jadi plastik-plastik ini benar-benar steril dan hygienis.

Setelah dicuci dan dibersihkan, plastik-plastik ini kemudian dikeringkan dengan cara dijemur, yang dapat makan waktu sampai satu hari. Setelah kering, proses selanjutnya adalah pemotongan plastik. Ukuran potongan ditetapkan selebar 5 centimeter untuk memudahkan proses penjahitan. Setelahnya, potongan-potongan ini dipisahkan menurut gambar yang ada di kemasan. Tahap terakhir adalah menyatukan potongan-potongan tersebut dengan cara dijahit sesuai pola.

Animo warga terhadap produk daur ulang sampah plastik ini tinggi. Terbukti dari lakunya produk ini saat dipasarkan di pasar modern. Saat produk ini diikutkan dalam bazar yang diselenggarakan di Parkir Timur Senayan Jakarta, dalam tiga hari laku sampai mencapai omzet Rp 32 juta. Sampah ternyata tidak hanya dapat merepotkan warga. Di tangan yang tepat, sampah dapat menghasilkan uang.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Dari berbagai sumber

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mbak saya ingin bergabung dengan komunitas daur ulang sampah plastik. Kebetulan saya juga telah membuatnya.
Kalo mao lihat di blog saya : http://www.rumah-plastik.blogspot.com
Mohon komentarnya