Google

Rabu, 01 Agustus 2007

Informasi & Intuisi

Masih seputar Sang Alkemis....

Keinginan untuk mencari tahu apa takdir kita selama hidup di dunia ini ibarat mimpi yang dialami Santiago. Mimpi itu membuat kita jadi gelisah dan diliputi rasa penasaran ingin segera tahu kisah akhirnya. Tapi seperti Santiago, kita kadang ragu dengan apa yang jadi mimpi kita.

Pertama, kita ragu apakah yang kita impikan itu benar-benar ada atau hanya khayalan semata.
Jika Santiago dalam keterbatasannya memutuskan pergi ke wanita peramal, kita harus tahu kemana dan kepada siapa kita akan pergi bertanya jika kita mengalami keraguan.

Kedua, kita ragu apakah kita mungkin sampai tujuan yang kita impikan itu.
Dalam hal Santiago, pertemuan dengan Melkisedek si Raja Salem lah yang membuatnya menjadi berani menempuh segala resiko yang mungkin terjadi. Kita sendiri juga perlu banyak mendengarkan nasehat dan mencari dukungan semangat dari orang-orang yang jauh lebih senior serta lebih berpengalaman saat kita sedang ragu. Bukan tidak mungkin, salah satu dari mereka akan menjadi Melkisedek kita.

Dari kedua jenis keraguan di atas, sebenarnya mengandung inti pesan yang sama. Kekuatan intuisi dan kekuatan informasi. Biasanya kita ragu melangkah ketika kita merasa belum sepenuhnya memegang kedua kunci tersebut. Intuisi yang terlatih dan informasi yang akurat adalah bekal yang akan menambah kepercayaan diri kita dalam menempuh perjalanan hidup yang panjang.

Di atas kedua kekuatan tersebut, ada kekuatan lain yang lebih besar seperti yang dimiliki oleh Santiago yakni Hasrat dan Nekad. Jadi meskipun intuisinya belum terlatih, informasi yang diperolehnya belum cukup, ia toh nekad melangkah juga dengan bekal hasrat yang menyala-nyala. Memang kenekadannya harus dibayar mahal. Seorang pencuri mempecundangi hartanya, hingga ia terpaksa tinggal di negeri asing beberapa waktu lamanya untuk bekerja dan menabung. Namun kemalangan tak membuatnya jera. Karena sedari awal, semenjak di seminari ia tahu, bahwa ia berbeda dengan orang-orang yang selalu ingin melakukan hal yang sama setiap hari. Ia juga berbeda dari si pedagang kristal yang tak pernah berani mewujudkan impiannya ke tanah suci. Karakter Santiago adalah karakter seorang entrepreneur. Seorang yang terus belajar, mencoba, belajar dan mencoba lagi, mungkin sesekali melakukan kekeliruan, tapi tak takut untuk mencoba lagi. Di sela-sela hasrat dan kenekadannya, masih sempat digambarkan pergumulan batin Santiago, apakah ia akan mundur atau terus maju. Dan Santiago memilih untuk terus maju.

Ini adalah sebuah pelajaran yang sungguh menyemangati kita. Tak jarang kita berlama-lama menangisi kegagalan kita. Kita sulit bangkit kembali ketika dipecundangi, dikhianati, mengalami kemalangan dan kepahitan. Namun Santiago mengajarkan kepada kita, bahwa hidup adalah soal karakter. Setiap kegagalan dan kekecewaan yang singgah tak lebih adalah untuk membuat kita menjadi lebih tabah dan lebih kuat. Kesusahan dan penderitaan melatih kita menjadi lebih proaktif dan kreatif. Dan ini sangat besar gunanya dalam kehidupan kita selanjut.

Satu hal lagi yang bisa dipelajari dari pengalaman Santiago ini, yakni kemampuan untuk mengenali diri serta mengenali apa yang diingini.
Santiago tahu persis, bahwa tempatnya bukan di seminari. Di seminari orang-orang melakukan hal yang sama terus setiap hari, sedangkan ia tertarik pada banyak informasi. Santiago tahu persis bahwa panggilannya bukan menjadi Pastor. Meski motivasinya mulia sekaligus bisa mengangkat martabat keluarga, hatinya tak dapat dimanipulasi. Ia lebih memilih menjadi gembala, karena gembala bebas pergi kemanapun yang disukainya dan bebas melakukan apa yang dimauinya.

Sekarang, bagaimana cara kita bisa mengenali diri dan mengenali apa yang kita ingini seperti Santiago? Banyak alat bantu yang bisa digunakan, terutama dari tes-tes kepribadian maupun masukan dari orang-orang terdekat. Jangan salah sangka, tes-tes tersebut bukan untuk memvonis mati bahwa kita tak mungkin berubah, tetapi justru untuk membantu menunjukkan kecenderungan minat kita, kecenderungan respon kita jika menghadapi suatu masalah, dll.
Untuk lebih jelasnya saya akan bagikan pada tulisan berikutnya.

Pertanyaannya: sesudah mengenali diri lantas apa?

Ini juga akan saya bahas pada postingan saya berikutnya.

Salam